"Tunggu sebentar ya dik, biar pasien kami bawa ke ruangan dulu, setelah itu akan kami periksa." ucap suster langsung mempersiapkan peralatan untuk membawa pasien baru ke ruangan.
Gevan hanya bisa mengangguk kaku, perasaannya campur aduk. Ia ketakutan. Sepertinya penyakit Rain begitu serius, hingga seperti ini. Ia begitu takut, takut jika harus kehilangan Rain lagi. Ia tak sanggup jika harus kehilangan Rain kali ini, sampai kapanpun ia tak sanggup. Biarlah ia harus kehilangan Rain sebagai pacar, tapi bukan berarti ia rela jika harus kehilangan Rain selamanya dari dunia ini.
Suster dengan terburu-buru membawa Rain ke ruangan. Gevan mengikuti dengan perasaan yang was-was. Rasanya ia begitu takut, takut jika harus kehilangan Rain. Tapi ia tak bisa lakukan apapun untuk menolong Rain selain berdoa pada Allah agar Allah memberikan Rain kesembuhan.
"Pasien biar kami periksa, tolong adik tunggu di luar ya." ucap Suster itu tak mengizinkan Gevan untuk masuk ke ruangan.