Hening...
"Arkan... Jangan lama-lama ya tidurnya. Rain kangen banget sama Arkan. Rain pengen banget lihat Arkan senyum lagi untuk Rain. Rain kangen Arkan marah-marah sama Rain. Rain juga kengen disaat Arkan godain Rain. Rain kangen semua yang Arkan lakukan. Arkan cepat bangun ya?" tanya Rain lagi mengelus punggung tangan Arkan dengan pelan. Ia terus menatap wajah Arkan yang tenang sekali. Mungkin Arkan sangat damai dalam tidurnya, sehingga tak ingin bangun dan melihat dunia. Padahal di dunia banyak yang menunggunya bangun.
Hening...
Bertepatan dengan itu pintu ruangan terbuka. Muncullah mama dan papa Arkan dari balik pintu yang menenteng kantong plastik lumayan banyak. Dilihatnya mama dan papa Arkan tersenyum kearahnya. Refleks Rain melepaskan tangan Arkan dan beralih mengusap pipinya yang basah akan air mata dengan cepat. Ia tak boleh ketahuan menangis. Jika ketahuan pasti ia akan banyak ditanyai oleh mama dan papa Arkan. Dan ia tak siap mau menjawab apa.