"Oke. Terserah lo aja. Gue gak peduli." sahut Gevan juga. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kamar Rain. Lebih baik ia mengalah saja, agar tidak berantem. Ia akan berusaha mendinginkan kepalanya sejenak di ruang tamu. Ia akan menunggu Rain disana. Ia tak benar - benar meninggalkan Rain.
"Gevan mau kemana?" tanya Rain yang mendadak takut ditinggalkan. Ia tak berani sendirian. Ia masih teringat tentang teror itu. Bagaimana jika ia berusaha di bunuh lagi ketika Gevan tak ada? Bukankah peneror itu sangat ingin ia mati? Tapi ia tidak ikhlas jika harus mati begitu saja. Ia masih ingin hidup. Ia masih ingin melihat Arkan kembali.
"Gak ada kemana, gue tunggu lo di ruang tamu." sahut Gevan tanpa menoleh sama sekali. Gevan terus berjalan keluar dari kamar Rain tanpa menoleh sama sekali. Ia ingin belajar tidak peduli. Ia ingin membuat Rain merasakan bahwa Rain bersalah. Apakah ini akan berhasil? Kita lihat saja nanti.