"Iya Arkan, gak apa - apa, aku maafin Arkan kok, gimanapun salah Arkan aku tetap gak bisa marah sama Arkan. Jangan diulangi lagi ya? Aku takut kalau Arkan membentak aku, aku takut kalau Arkan kasar sama aku. Aku gak bisa dikasarin Arkan. Maaf ya Arkan, maaf kalau aku lemah." tutur Rain dengan nada menyesal. Ia menyadari sifatnya yang terlalu perasa, mungkin Arkan juga kesulitan mengahadapi sifatnya yang cerewet.
"Enggak Rain, gak usah minta maaf. Jelas - jelas disini itu aku yang salah, buka kamu. Aku minta maaf udah kasar dan ngebentak kamu. Aku gak maksud melakukan itu aku hanya kelepasan. Boleh jujur gak?" tanya Arkan akhirnya, ia sudah tak bisa memendam perasaannya kali ini. Rasanya kepalanya semakin sakit, ia tak yakin bisa bertahan jika dipaksakan. Ia sangat butuh istirahat.
"Apa itu Arkan? Boleh kok, sangat boleh." sahut Rain mengiyakan saja. Memangnya Arkan mau jujur apalagi? Bukan kah Arkan sudah selalu jujur padanya sedari tadi?