"Aku ngerti kok dengan perasaan kamu. Aku akan berusaha buat ngertiin kamu. Mungkin memang sekarang aku bukanlah satu - satunya yang ada di hati kamu, tapi semoga saja nanti aku bisa menjadi yang satu - satunya di hati kamu." ucap Gevan tersenyum manis, hatinya sudah pasrah.
Pasrah jika harus kalah dengan Arkan. Pasrah jika harus menjadi bayang - bayang Arkan selamanya. Gevan ikhlas, yang terpenting adalah Rain bahagia. Gevan tak ingin memaksakan Rain untuk menjadikannya satu - satunya. Karena Gevan sendiri tahu pusat kebahagiaan Rain bukanlah dirinya, melainkan Arkan. Arkan adalah segalanya bagi Rain. Sampai kapanpun juga Gevan tahu, bahwa Gevan tak akan pernah bisa menang dari sosok Arkan. Arkan jauh lebih sempurna daripada dirinya.