"Hmm.. Oke deh, makasih ya pujiannya sayang. Aku jadi tersanjung kamu puji seperti itu. Aku masaknya sebisaku kok, tapi aku masak yang terbaik buat kamu dan berharap kamu suka dengan masakanku. Eh ternyata kamu beneran suka, aku hanya bisa bersyukur deh kalau gitu." ucap Gevan tersenyum lega. Ya setidaknya penilaian Rain untuknya tidak berkurang.
"Aku suka banget sama masakan Gevan, sepertinya aku akan ketagihan terus deh. Gimana dong nanti kalau aku pengen makan masakan Gevan lagi?" ucap Rain memanyunkan bibirnya kedepan dan mencemberutkan wajahnya dengan raut wajah murung yang dibuat - buat.
"Oh itu gampang," ucap Gevan tersenyum miring.
"Hm... Gimana caranya Gevan?" tanya Rain mulai tertarik. Apakah Gevan mau berkorban untuknya kali ini? Dan selalu menyenangkan hatinya? Sepertinya itu tidak mungkin terjadi.
"Ya gampang. Aku datang aja langsung kesini kalau kamu ingin aku masakin aku langsung deh masakin buat kamu. Gampang kan?" jawab Gevan dengan entengnya.