Rain terus menatap Gevan dengan khawatir akan kondisi Gevannya yang sedang menahan rasa sakitnya. Ia tahu bagaimana rasa sakitnya itu dan tidak terasa ia sudah meneteskan air matanya,
Gevan menoleh kesamping ketika mendengar suara isakan kecil dari sampingnya. Ia terkejut ketika melihat Rain yang pipinya sudah penuh dengan linangan air mata.
"Kenapa nangis?" tanya Gevan pelan berusaha menenangkan Rain yang terisak semakin lama semakin keras.
Rain hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Ia terus berusaha menahan isakannya agar tidak semakin deras. Ia bingung kenapa dirinya bisa setakut ini melihat Gevan kesakitan. Mungkin kini cintanya sudah semakin besar ke Gevan sehingga pikirannya hanya satu ia takut kehilangan Gevan. Itu saja.