***
Saat itu aku semakin merasa bersalah kareana menanyakannya, aku berulang kali meminta maaf tapi dia hanya menjawanya dengan satu kata.
"Iya."
Aku merasa sangat sedih karena dia tidak meresponku seperti biasanya, dan saat itu aku teringat pada masa kecil kami, dia pernah seperti ini dulu, dan satu-satunya cara untuk memulihkannya adalah dengan memeluknya dengan tulus.
"Sayang."
"Apa?"
Tanpa meminta ijin darinya terlebih dahulu, aku langsung memeluknya dengan sangat erat. Aku juga mengelus kepalanya dengan lembut, semua itu aku lakukan sambil pinang-pinang dirinya hingga dia rileks.
"Ada apa denganmu?"
"Sayang sayang."
"Ini tidak lucu Shiro."
"Sayangku Maya."
"Lepaskan aku!"
"Sayang."
"Lepaskan aku!!!"
Aku tidak peduli dengan dirinya yang memberontak, aku terus menerus pinang-pinang dirinya.
"Kenapa.... kanapa...."
"Maafkan aku sayang."
"Kenapa kau pergi dari sisiku?!"