"Maafkan aku Tuan Morlen, aku terpaksa melakukan ini demi seseorang. Maaf---" Moriz meletakkan Morlen dipangkuannya. Ia selalu menyesal setelah membunuh seseorang, namun tak pernah ia merasa semenyesal ini sekarang.
"Kau...Moriz...b-bukan?" ucap Morlen terbata-bata.
Demi kaos singlet miliknya, Moriz bersumpah tak mengenal orang ini. Tapi kenapa orang ini mengenalnya.
"K-kenapa?--"
"Laze p-pernah bercerita tentangmu...kau khh argh." Morlen memegang lukanya yang terasa sakit. "Kau orang yang baik. A-aku t-tahu kau dipaksa o-orang lain," ucapnya lirih.
"Tapi, aku sudah menyerangmu seperti ini, kenapa kau masih menyebut aku baik? belum tentu aku orang yang sesuai dengan yang anak mu ceritakan." Moriz menatap Morlen tak percaya.