"Pfft, hahaha. Ayo kita lanjutkan Lyosha, mereka bisa mengatasi itu sekua berdua." Moriz melangkah terlebih dahulu.
"Kau benar. Astaga, air mata ku sampai menetes saking banyaknya tertawa." Lyosha menyeka air matanya. Perutnya terasa sakit karena terlalu banyak tertawa.
Moriz itu sudah seperti kakak bagi laze. Dan Lyosha memanglah kakaknya Lysander. Namun sikap mereka tidak mencerminkan hal itu sama sekali. Bukannya mereka tidak peduli, namun mereka berdua punya sifat jahil yang tinggi. Mendengar teriakan histeris seperti itu malah membuat mereka tergelitik bukannya khawatir.
Tapi meskipun begitu, mereka yakin Lysander dan Laze bisa mengatasi hal itu. Walau harus heboh seperti tadi. Toh, sekarang mereka mengejar Lysander dan Laze belum tentu dapat menemukan mereka berdua waktu yang singkat, apalagi sekarang Lysander dan Laze sedang berlari entaj kemana tujuannya.