"Ew, apa-apaan ini?" ujar Lysander merasa jijik. Lalu ia menengok perlahan ke asal cairan itu menetes.
Lysander tak dapat berkata, tubuhnya terasa kaku seketika. Matanya melotot, rasanya kakinya bergetar melihat apa yang ada di langit-langit lorong labirin itu.
"AAAAAAAAAAAA!!!!!" teriak Lysander.
Wajar kalau Lysander menjerit sekeras itu, karena yang dilihatnya sekarang adalah seekor laba-laba raksasa yang berwarna hitam legam. Di mulutnya ada semacam capit raksasa atau mungkin taringnya yang sangat panjang dan terlihat keras. Matanya yang banyak berwarna merah menyala. Dari mulut laba-laba itu keluar cairan lengket yang menetes di dekat Lysander itu. Nampaknya laba-laba itu lapar.
"Astaga telinga ku," keluh Laze. Dia nampak santai sekali.
"Kau mau mati ya?!" pekik Lysander. "Ayo kita lar---hmphh hmphh!" Mulut Lysander dibekap oleh Laze.
"Sssstt." Laze menempelkan jarinya di bibirnya sendiri menandakan bahwa ia menyuruh Lysander untuk diam. "Videre Animalem!"