Kini gumpalan asap itu sudah terpojok. Karena ia masuk ke sebuah sudut ruangan yang tidak punya ventilasi.
Liana melangkah perlahan. Dia sudah mengangkat Weapon miliknya untuk menebas sosok yang berubah menjadi asap putih tersebut.
Asap itu bergerak semakin terpojok. Dia semakin merapat ke dinding, berusaha mencari celah lain untuk lari.
Liana sengaja untuk tidak terlalu dekat dengan gumpalan asap itu. Hanya ada satu jalan akses untuk lari dari sana, yaitu melewati Liana. Dan bila Liana tidak terlalu dekat dengan asap itu, maka jangkauan Liana untuk mengepung asap itu semakin luas. Maka dari itu Liana tetap menjaga jarak, tapi tetap waspada agar asap itu tidak bisa kabur darinya.
"Menyerah lah! ini tidak akan menyakitkan untukmu kalau kau mau menyerah! aku tidak akan melukaimu," ujar Liana mencoba bernegosiasi dengan wanita tersebut.
"Hiks hiks, aku... Aku tidak bermaksud untuk menyerang. Hiks hiks."