"Errr, Liana...jangan bayangkan bentuk jasad beliau lagi. Itu akan semakin mengganggumu," ujar Isaura. Ia merangkul pelan Liana dan memijat pelan bahu Liana untuk membuat Liana lebih rileks.
Leon juga memberi sentuhan pengobatan untuk membuat Liana merasa lebih baik. Liana terlihat begitu tertekan. Liana bukan hanya takut, tapi ia merasa mual dan juga sedih teramat sangat mengingat bentuk jasad Mrs. Nurry.
"Aku tidak yakin kalau yang melakukan itu adalah manusia," ujar Liana. "Kalaupun manusia, pasti hati nuraninya sudah tidak ia miliki lagi. Ini lebih dari aksi seorang pembunuh yang sadis."
Sebenarnya teman-teman Liana penasaran dengan bagaimana bentuk jasad Mrs. Nurry. Karena sedari tadi mereka tetap berada di dalam asrama. Tapi tidak sopan bila mereka menanyakan hal seperti itu pada Liana ataupun pihak yang mengetahui hal tersebut. Jadi mereka memilih untuk tetap diam.