"Jangan pegang pinggangku!" seru Lysander seraya menepis tangan Harry.
"Memangnya aku harus bagaimana?" tanya Harry heran. "Mana ada orang berdansa tapi tangan lainnya diam saja? itu berdansa atau memandu orang tua berjalan?"
"Jadi kau menyebutku orang tua?!" tanya Lysander emosi.
"Astaga, selalu saja salah. Beginilah nasib laki-laki." Harry tersenyum miris.
Lysander tersentak, ia lalu langsung menampar pelan pipi Harry. "Apa maksudmu?! jadi aku bukan laki-laki begitu?!"
'Astaga serba salah. Ini salah itu salah, sebenarnya dia itu laki-laki apa bukan hah?!' jerit Harry dalam hati. Andai Lysander bukan pujaan hatinya pasti sudah ia tenggelamkan di kolam air mancur depan rumah Daniel sekarang juga.