Liana mengangguk, Liana juga merasa kalau Profesor Giddleton merupakan orang yang baik. Terlihat dari waktu beliau datang untuk memeriksa Shorting Stone waktu tes seleksi itu. Beliau tidak menyalahkan Liana, beliau malah memberi semangat bagi Liana agar bisa menyelesaikan seluruh tantangan tes. Rasanya Liana tersanjubg karena didukung oleh orang yang sangat dipandang di Tummulotary Academy dan Kerajaan Ellenia tersebut.
Liana menepuk pipinya pelan, ia berusaha mengatur perasaan dan sikapnya. Ia tidak mau bangga dan percaya diri berlebihan, karena dia bukanlah apa-apa, bahkan bila nanti pun dia punya sesuatu untuk dibanggakan dia tak mau percaya diri berlebihan. Karena hal tersebut merupakan sikap yang tidak baik dan menjadi racun dalam jiwanya. Liana ingin selalu merendah dan membumi.
Mereka sudah sampai di ruangan tersebut. Nampaklah seorang pria tua dengan janggut putih panjang tengah membaca lembaran-lembaran kertas yang nampak banyak dan tebal. Pasti beliau sedang sibuk.