Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cukup! aku lelah

Wahyuni_Ibrahim
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.9k
Views
Synopsis
Membantu orang yang lo cinta untuk bisa bersama orang lain itu sakitnya pake banget gabila parsya_ gabila cwek pecicilan yang memendam perasaannya pada cwok gak pekaan seperti giovano, harus membutuhkan banyak tenaga ekstra untuk tetap mempertahankan hatinya yang semakin terlihat retak dan akan hancur. pengen tau jalan ceritanya? kuy baca!! cerita perdana, sorry kalo masih banyak yang salah yah!!
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 2

di depnnya berdiri dua insan berbeda gender yang saling menyalahkan dan memohon. gabila menyenderkan tubuhnya di batang pohon dengan mata memincing dan mulut yang terus mengunyah.

"itu bukannya giok yah? eh namanya giok bukan sih, kok mirip batu yah namanya au ah." monolog gabila.

"rin kamu apan sih, jangan becanda deh" itu suara gio yang tertangkap di pendengaran gabila.

"aku gak becanda yo, pokokna aku mau kita putus. Aku bosan sama kamu, kamu terlalu cuek dan selalu dingin di saat aku ngajak jalan sama temen aku." ucap ririn dan langsung pergi meninggalkan gio.

"rin tunggu rin, oke aku gak akan cuek lagi. Tapi kasi aku satu.kesempatan buat bisa perbaikin semuanya." ucap gio memohon.

ririn menghempaskan tangan gio. "gak!, aku juga udah gak cinta lagi sama kamu, mending kamu cari pacar lain deh"

gabila menggelengkan kepalanya, dia miris melihat gio ketos dingin itu, ternyata punya pacar dan sekarang dia terlihat sangat mengenaskan di putusin sih ririn.

gabila mendekati gio yang duduk menunduk du kursi panjang. PLOK!! suara balon permen gabila yang pecah. Gio menatap tajam gabila yang sudah berdiri di sampingnya.

Gabila hanya memasang wajah Polosnya. "kenapa?" tanya bila polos.

"pengganggu" sinis gio

gabila tak peduli dengan ucapan gio, dia tetap mendekati gio dan duduk di sampingnya. "gak usah bacot, hati lo lagi butuh tenaga buat bisa kuat lagi" ucap gabila menatap ke depan.

gio hanya menatap sekilas pada gabila dan kembali pada dunianya sendiri, entah angin apa yang menerpanya hingga dia tenang tenag saja duduk berduaan dengan orang selain sahabat dan pacarnya. Apalagi orangnya gabila, buronan para guru dan pelanggan ruang bk.

"ternyata batu bisa pacaran juga yah, gue pikir batu cuma bia diam" sindir gabila.

gio menatap tajam gabila seakan ingin membelah dua tubuhnya itu. "lo ngomongin gue? gak usah nyinyir jadi cwek" jawab gio pedas.

gabila membalas menatap gio jenaka. Wajah tengilnya bahkan lebih membuat gio panas. "emang nama lo batu?, perasaan gue gak nyebut nama lo deh kok lo ngerasa sih." ucap gabila menahan tawanya.

antara malu dan marah gio membuang wajahnya ke arah lain. Tapi di lubuk hatinya ia merutuki gadis bar bar di sampingnya ini. "mending lo pergi, gue muak liat lo di sini"

"gue males jalan, kalo lo mau lo boleh pergi gak ada yang ngelarang kok lagian ini tempat umum siapa pun boleh duduk di sini termasuk gue" balas gabila santai. Sebab ucapan pedas atau menusuk itu sudah jadi makanan sehari harinya.

"gue tau lo bru putus sama cwek lo, tapi jangan jadiin orang lain pelampiasan. Sebab cwek lo itu gak pantes buat di sedihin apalagi di pertahanin. Dia itu cuma manfaatin lo doang" tambah bila blak blakan.

gio memukul kursi dengan kencang, dan menatap tajam pada gabila, wajahnya menunjukan kemarahan yang amat besar. Sebab pacar nya yang selalu dia sayangi kini di jelek jelekkan oleh orang semacam gabila.

"jaga mulut lo, lo gak pantes ngomong gitu, lo itu cuma sampah jadi jangan pernah jelek jelekin ririn yang lebih baik dari lo apalagi di depan gue" marah gio serta menunjuk wajah gabila.

gabila kaget sudah pasti, tapi mengambil hati atas ucapan gio itu bukan tipenya, sebab dia sudah tau gio pasti akan melakukan hal itu karna dia belum tau yang sebenarnya. belum tau siapa ririn sebenarnya.

"lo selain dingin ternyata kurang update yah?, terserah lo mau bilang gue apa, gue maklum kok tapi ingat ririn gak sebaik dan sepolos yang ada di pikiran masya allah lo itu. karna gue baik gue bakal tunjukin siapa ririn ririn itu. Ayo"

gabila menarik tangan gio untuk mengikutinya. Gio dengan tampang polosnya ikut saja di tarik tarik oleh gabila tanpa menolak sedikitpun.

Gabila mengambil jalan di koridor yang sepi, untuk tetap menjaga nama baik gio sebagai ketos yang baik. gabila dan gio berhenti depan ruangan laboratorium lama. Yang artinyya sudah tak terpakai.

"hah?" kaget gio

"hah, heh, hah, heh, mask gue mau buktiin kalo si ririn ririn itu gak sebaik yang lo pikirin dasar lemot" omel gabila.

"gak usah ngaco, ngapain lo ngajak gue ke sini mending lo balik masuk kelas, gue juga mo masuk" ucap gio

"bilang aja lo takut cih, ganteng ganteng penakut. Masuk aja kgak ada hantu pagi pagi gini"

"gue gak takut tapi, ini masih jam sekolah" bantah gio, karna memang yang gabila bilang benar dia takut sebab suasana di lab ini sunyi dan ada suara suara barang barang jatuh di dalamnya.

"gak takut tapi tangan gue lo pegang terus oon, masuk gih" gabila mulai jengah dengan tingkah ketos ganteng satu ini. tak ada cara lain akhirnya gabila menarik tangan gio memasuki ruangan.

gabila menendang pintu lab dengan kencang hingga membuat orang yang di dalamnya kaget. Begitupun gabila dan gio.

gio shock sudah pasti, sebab di dalam sana ada tiga orang yang sudah tak berbusana lengkap menatap terkejut ke arah mereka.

Dan gadis yang telentang di meja lab tanpa busana itu, membuat gio semakin terkejut dan rasa penyesalan memenuhi pikirannya.

"APA APAAN LO BERDUA!!" teriak ricko cwok berandal kaya raya yang sedang menyetubuhi ririn yang telentang lemas di meja lab.

dua temannya sudah memakai pakaian lengkap dan menunduk malu di depan gabila dan gio.

"santai aja, nanti orang orang denger, emang lo mau ketangkep bk dengan buyung lo masih di sarang" jawab gabila frontal. Sebab adegan semacam ini sudah gabila liat kemarin dan pemerannya juga masih sama. Jadi keterkejutannya sudah hilang.

dua teman ricko menganga mendengar ucapan ambigu gabila. Begitupun ricko dan ririn yang pucat pasi.

"gio..maafin aku" ucap ririn pelan sekaligus malu.

gio yang masih shock hanya membuang muka saja. Ternyata gabila benar ririn bahkan lebih sampah darinya. "eh batu, noh bidadari lo minta maaf, maafin gih terus pakein baju bawa pulang ke rumah" ucap gabila menyentil telinga gio yang lebih tinggi darinya.

"najiss, dasar jalang." jawab gio pedas dan berlalu dari sana.

gabila menutup mulutnya terkejut, lalu matanya menatap ricko yang masih setia dengan posisi nikmatnya. "eh lo bertiga, udah di kepergok osis masih aja ena ena PAKE BAJU!! bikin mata gue gak suci tau gak..dasar maniak lo pada" ucap bila dan pergi mengejar gio.