Chereads / The 13th Fates / Chapter 49 - 49. NEW STAGE

Chapter 49 - 49. NEW STAGE

Jungkook, dan Kris beralih ke ruang simulator. Sedangkan Forces lain memasuki ruang monitoring menunggu giliran.

Stand by! Stand By!Welcome to the simulation program.

Suara program pada pengeras suara mulai menjelaskan rules simulasi dalam bahasa Inggris. Lampu langung meredup, hanya garis putih ditengah-tengah arena sebagai tempat untuk memulai.

"Aku mau serangannya dimodifikasi" perintah Jungkook pada Lay.

"Baekhyun, kau yang pertama!" Suara Jungkook bergaung melalui interkom, mengumumkan.

Baekhyun dengan percaya diri memasuki arena. Ia berjalan sampai ke tengah arena yang terdapat garis putih. Ia diam tak bergerak menunggu simulasi dimulai.

4D Simulation activated.

Seketika pemandangan arena simulasi berubah menjadi tanah lapang, lengkap dengan suara serangga, burung, hembusan angin dan gemuruh awan.

Baekhyun memejamkan mata, berkonsetrasi pada kemampuan supersense-nya.

"Kau yakin mereka tidak membutuhkan senjata di pertempuran nanti?" Tanya Kris skeptis.

"Kita adalah senjata, Kris. Klanku mengajarkan itu, kami tidak seperti Klan-mu yang bertarung dengan senjata" ujar Jungkook ketus.

Tiba-tiba dari belakang Baekhyun, satu program target siap menerjang dengan tombaknya. Dengan sigap Baek menghindar, memutar tubuhnya lalu mengeluarkan sinar dari tanganya yang melesat seperti peluru.

Kemudian dua target datang dari sisi kanan dan kirinya membawa kapak, ia melompat berputar di udara. Ia menerjang dan menendang keras ke kedua target itu.

Lalu empat program target membawa gada, ia berlari vertikal ke dinding lalu tubuhnya meliuk diudara dan mendarat dalam posisi menekuk sebelah lutunya. Dengan tangkas ia mengeluarkan senjata laser misil dari tangannya lagi, berguling menghindar dengan tangkas. Seketika target-target yang terkena misilnya pun musnah.

Amber yang melihat itu tidak menyangka ternyata Baekhyun pandai bertarung dan menghindari lawan, atau mungkin keterampilannya bertarung datang ketika ia telah menjadi Force. Karena menjadi Force akan mengalami peningkatan fisik yang luar biasa dan semua hanya insting belaka. Mungkin saja.

Baekhyun keluar dari arena dengan senyum sumringah.

Sekarang giliran Sehun dipanggil memasuki arena. Sehun berjalan dengan kasual ke dalam arena, bahasa tubuhnya memancarkan sikap tidak peduli.

Sehun mulai menyerang bagai hantu. Bahkan melihat bagaimana ia menerjang lawan benar-benar membuat takjub. Sehun benar-benar hebat dalam mengindari serangan, tubuhnya sangat luwes, cepat dan waspada.

Bagaimana ia bergerak hanya tinggal kelebatan hitam dari kaos yang ia kenakan. Amber pun tidak mengerti apa yang Sehun lakukan, melihat bagaimana ia menyerang hingga target-taget itu menjadi kosong karena Sehun bergerak kelewat cepat. Lebih cepat dari siapapun, bahkan Kris.

Sehun juga dapat mengeluarkan kemampuan vortex-nya, menerbangakan objek batu besar atau benda berton-ton.

Kemudian giliran Chen, yang ini lebih mencengangkan, pengalamannya bertarung hingga ribuan tahun membuat Jungkook menyuruh Lay agar serangan lebih ditingkatkan untuk arena Chen.

Sebisa mungkin ia berusaha hanya mengendalikan insting bertempurnya. Sesekali Kris berdecak kagum, karena ia tidak familier dengan gerakan-gerakan yang digunakan Chen kali ini. Kris berspekulasi selama ini terlalu banyak hal yang Chen tahan.

Semakin sulit bagi Amber untuk mengikuti jalannya latihan saat matanya mulai serasa berat. Beberapa hari ini ia memang tidak tidur nyenyak karena mimpi buruk selalu membangunkannya. Dan sekarang sudah hampir 24 jam ia belum tidur.

Amber menyandarkan kepalanya di pundak Chanyeol.

"Sebentar lagi kita selesai," bisik Chanyeol sambil mencium keningnya. "seharusnya tadi kau tidur saja"

"Aku ingin menunggu giliranmu?" Relungnya.

Semua mendapatkan giliran termasuk Lay, walaupun Lay memang lamban tidak setangkas yang lainnya, seolah-olah ia didesain memang bukan untuk bertarung. Tapi instingnya dalam menghindari lawan tidak bisa dianggap remeh.

Penampilan Force tidak henti-hentinya membuat Amber takjub ditengah-tengah perasaan kantuk yang berusaha ia lawan. Matanya kembali membelalak, kelelahan pun lenyap terlupakan ketika giliran Kai.

Begitu juga dengan Kai, jelas ia hebat dalam menghindar. Ia seperti karakter pada sebuah game yang diberi kode 'cheat'.

Ia dengan mudah menghindar dan dalam sekejap berada satu centi dari lawan dan mengabisinya dengan kemampuan teleportnya. Walau Jungkook mengatakan Kai lemah dalam serangan belakang dan kemudian memberikannya beberapa saran dan instruksi.

Sekarang giliran Chanyeol. Jantung Amber berdebar-debar tidak karuan ketika nama Chanyeol dipanggil. Chanyeol meremas tangan Amber sebelum melepasnya.

Kai datang dan duduk disamping Amber, tempat Chanyeol duduk tadi. "Keren kan, tadi?" tanyanya dengan nada pamer.

"Sangat," Amber sependapat, tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari Chanyeol saat ia memasukki arena hingga ke garis putih.

Kai mengerucutkan bibirnya lalu berkilat memandang Chanyeol. Amber melirik wajah Kai sekilas yang sedang memandang tidak suka pada Chanyeol.

"Aktifkan refraktori-nya, Lay" Perintah Kris. Lay mengangguk dan menekan tombol yang dimaksud.

"Kris, aku tau Chanyeol adalah Force yang berkebutuhan khusus, bolehkah aku memodifikasi arena untuknya?" tanya Jungkook sambil mengamati ekspresi Kris.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Kita lihat, apa yang anak ini bisa lakukan?"

"Jangan kelewatan." Perintah Kris, suaranya agak kesal.

"Kau mengizinkan yang lain bereksperimen dengan kelebihan mereka, tapi kau tidak melakukan hal yang sama pada Chanyeol. Atau kau berusaha membentuknya menjadi senjata terpendam untuk keuntunganmu sendiri?"

Kris mengerutkan kening melihat sikap Jungkook yang acuh tak acuh.

Jungkook turun ke arena menghampiri Chanyeol untuk memberikan beberapa instruksi. Jungkook begitu bersemangat dengan kemampuan yang tersembunyi dari Chanyeol.

"Dengar Chanyeol, aku mau kau bergerak natural, kerahkan kemampuanmu, kau juga bisa mengeluarkan kemampuan yang belum pernah kau coba sebelumnya."

"Masalahnya aku tidak mengerti apa lagi yang aku miliki."

Jungkook mengangkat sebelah alis dengan sikap ingin tahu bercampur heran. "Kau sungguh tidak tau?"

Chanyeol mengangkat bahu "Aku belum menemukan jawaban tentang hal yang satu itu. Memangnya kenapa?"

Jungkook menggeleng-geleng tak percaya. "Seharusnya mentormu lebih tau" Mata Jungkook kemudian berkelebat ke arah ruang kontrol, pada Kris.

"Kau adalah Force yang istimewa Chanyeol" renung Jungkook. "ini sebabnya Irene sangat menginginkanmu."

Aku istimewa!. ulang Chanyeol dalam hati.

Jungkook menelengkan kepala sambil mengamatinya "Apa kau tidak penasaran dengan kemampuanmu?"

"Ya. Tapi aku takut akan membahayakan yang lain, karena kadang aku tidak bisa mengontrolnya." Suara Chanyeol terdengar kecut.

"Seorang Dark Force harus mengandalakan 'At-on-ment' penyatuan benak dan jiwa, pikiran dan hatimu harus selaras."

Mendadak ia terngiang kembali suara indah Asher ketika mengatakan hal yang sama.

"Asher juga mengatakan hal yang sama padaku," renung Chanyeol.

Jungkook tersenyum ramah "Tentu saja dia tau kau istimewa, dia tau kau berbeda dengan Piromaniak lain."

Jungkook memegang bahu Chanyeol dengan kedua tangan sebelum melanjutkan kata-katanya, memeganginya, jari-jarinya membuka dan menutup secara sporadis untuk memberi penekanan pada kata-katanya. "Jadi, sudah siap memasukki babak baru dalam dirimu?"

Sebelah bibir Chanyeol tertarik kebelakang membentuk seringaian. "Aku tidak pernah merasa sesiap ini"

"Let's find out!" gumam Jungkook, kemudian kembali ke ruang kontrol.

Chanyeol melepaskan segala beban yang menahannya. Suhu tubuhnya langsung meningkat 50° celsius dalam lima detik kemudian meningkat terus hingga nyaris mencapai angka seratus. Chanyeol masih terdiam disana menunggu target datang.

"Proyeksikan memorinya ke dalam program" perintah Jungkook sambil menyeringai tidak sabar. Ragu-ragu Lay menurutinya dan melirik Kris sekilas.

Arena berubah menjadi Dark Forest sesuai dengan apa yang Chanyeol pikirkan saat itu. Seketika api ditubuhnya berkobar, menari-nari pada tubuh Chanyeol.

"100° celcius" Lay melaporkan.

"Mari kita lihat seberapa panas yang dapat ia hasilkan"

Ternyata Jungkook sengaja merekayasa visual, dengan emosi Chanyeol sebagai sasaran agar dapat diketahui seberapa besar kemampuan yang ditimbulkan dari api yang ia buat.

"Jungkook, apakah ini akan baik-baik saja?" tanya Lay yang mulai mengkhawatirkan seluruh Force.

"Tentu dia akan baik-baik saja, percayalah padaku, dia akan lebih leluasa setelah ini, seperti seseorang yang baru sembuh dari sakit" Ujarnya tenang.

Suhu tubuh Chanyeol terus naik hingga sepuluh kali lipat.

"1000° celsius"

"Huh, aku mulai merasa panas sekarang," gerutu Jungkook pelan dengan nada gurau. Tak seorang pun diruangan itu menggubrisnya.

Suhu yang Chanyeol timbulkan terus meningkat berkali-kali lipat. Kaca ruang control mulai berkeletak, namun masih dapat menahan panasnya.

Mata Chanyeol menyapu pepohonan gelap disekitar arena dengan seksama dan waspada, suhu tubuhnya masih tinggi. Otot-otot rahangnya mengeras.

Dari kedua tangannya ia mulai membuat canon fire yang semakin lama semakin membara. Nafasnya memburu. Dan api ditubuhnya semakin bergejolak hebat menjilat-jilat ke berbagai arah seperti sayap.

1500° celius..2000° celsius..3000° celsius dan terus meningkat, Chanyeol dapat memproduksi api setara supernova. Dengan suhu segitu apapun bisa dileburkan, beruntung dinding dan ruangan itu dilapisi refraktori yang dapat meredam panas setara matahari,

"Astaga, aku tidak pernah melihat yang seperti itu" ujar Jungkook kagum bercampur ngeri.

Api berpusar-pusar disekitarnya tanpa terputus yang semakin lama berubah menjadi bulatan dan beraneka warna.

"Ya ampun Supernova" pekik Chen. "Semuanya mundur!" Reflek semua Forces menjauh pada dinding elektromagnetik.

Target langsung muncul dalam jumlah yang banyak, mungkin puluhan, jumlah paling banyak diantara semua Force yang di uji coba. Matanya liar menatap target-target itu. Chanyeol menggeram, kemudian ia seperti meledakkan dirinya.

Apinya memusnahkan target-target itu sekaligus dalam sekejap. Hal itu hingga mengakibatkan gelombang kejut yang merusak program simulasi, menghancurkan dinding elektromagentik, melumpuhkan listrik dan membuat dinding retak. Semua berlindung menutupi bagian kulit yang terbuka. Kai memeluk Amber menutupi tubuhnya sebisa yang ia lakukan.

Warning! Warning! Warning! Simulation systems are disable, central System computer reboot in one minute...

"Ya ampun apa itu tadi?" pekik Kyungsoo.

Semua masih syok dan sesaat suasana gelap gulita karena efek gelombang kejut tadi membuat konsleting pada listrik.

Central System computer reboot in ten seconds...Central computer re-booting.

Listrik cadangan menyala dan suasana porak-poranda seperti baru saja terjadi gempa. Walau api yang Chanyeol hasilkan melebihi panas apapun yang ada dibumi tapi tidak ada setitikpun noda hangus disekitar.

Jungkook, Kris dan Lay segera keluar dari ruangan kontrol yang terasa panas dan memasuki arena yang kacau.

"Chanyeol!" panggil Jungkook bersemangat.

"Wow Chanyeol, itu adalah sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku jamin, apapun didunia ini bahkan tidak bisa menghalangi kemampuanmu." Jungkook terperangah.

"Supreme Leader pasti tidak sabar bertemu denganmu kalau aku ceritakan, dan pasti dia dengan senang hati mengajarkanmu dan bereksperimen dengan kemampuan yang kau miliki,"

Setelah yang lain mulai menyadari apa yang terjadi mereka berkumpul kembali dan memasuki arena dengan hati-hati. Bahkan beberapa takut mendekati Chanyeol.

Tapi tidak dengan Amber, ia berlari ke sisi Chanyeol, ia memperhatikan tangan Chanyeol yang terkulai kemudian menggenggam tangannya tanpa ragu. Rasanya panas seperti biasanya, walau ia habis mengeluarkan kemampuan terbesar yang pernah ia kerahkan.

"Tadi itu keren" seru Chanyeol.

"Tidak. Itu tidak keren! Panasmu setara matahari, kau bisa membunuh orang lain, membakar semua sampai atmosfir dan memusnahkan kehidupan umat manusia." Pekik Kris panik.

"Oke, aku mengerti itu mengerikan." Chanyeol langsung mencibik.

"Tenang Kris, biar aku yang menjelaskan padanya" sela Jungkook.

Kris berdecak seperti seorang ayah yang tidak sabar untuk memarahai anaknya.

"Panas yang kau hasilkan nyaris mendekati Supernova dan kau juga dapat menjadi nuklir untuk dirimu sendiri."

"Nuklir? Aku?" tanya Chanyeol terkejut.

"Seperti Nagasaki dan Hiroshima?" Sambar Baekhyun ikut berspekulasi

"Seperti nuklir yang Amerika dan Rusia miliki?" Chanyeol terperangah dengan pertanyaannya sendiri.

"Dude, itu keren" seru Baekhyun berpendapat.

"Tidak, itu sangat mengerikan." pekik Kris kesal.

"Itu tidak mengerikan bila Chanyeol dapat menggunakannya dengan bijak." Bela Jungkook.

Kris mendengus dengan suara keras.

"Yang penting, kuncinya adalah 'At-on-ment' seperti kataku tadi. Hal yang paling utama dari kemampuanmu yang kau tunjukkan barusan adalah, kau memiliki 'daya hancur' yang luar biasa. Daya hancurmu dapat menyebabkan shockwave atau gelombang kejut,

"Gelombang Shockwave mempunyai cara kerja seperti bom, menggerakkan atau mendorong udara disekeliling bom tersebut ke segala arah dengan melebihi kecepatan cahaya. Sejatinya, kecepatan udara yang kau timbulkan didorong oleh daya ledak ini dapat menghancurkan beton, merubuhkan besi hingga merontokkan daun-daun dan pepohonan,

"Lalu melepaskan partikel radiasi panas ke luar atmosfer, dan yang lebih buruk mengakibatkan kepunahan persis seperti dampak efek dari nuklir" Jungkook perlahan-lahan melanjutkan penjelasannya lagi dengan menekankan beberapa kalimat.

"Pendek kata, kau bisa dikategorikan Force terhebat Chanyeol"

Kris memandangnya dengan sikap tidak setuju yang sangat kentara.

"Sebenarnya, mengkategorikan bakat adalah hal yang subjektif dan sedikit acak; kita hanya bisa mengetahuinya bila menelitinya, seperti melihat dari dampak yang ditimbulkan,

"Setiap kemampuan Force itu unik, tidak pernah ditemukan dua bakat yang sama persis, pasti ada yang membedakan klasifikasi dan kelasnya,

"Dan kau, Chanyeol, sepertinya kau tidak cukup mudah untuk diklasifikasikan. Bakatmu tidak hanya berupa senjata, tapi dapat menjadi medan pertahanan dirimu sendiri, yang melindungi sebagian aspek pemiliknya. Atau selalu disebut sebagai medan magnet tersendiri,

"Aku berspekulasi, menilai dari kemampuanmu, kau pasti memiliki kosmik" Jungkook menambahkan dengan nada spekulatif.

Tak henti-hentinya Jungkook memandangnya takjub. Kemudian ditatapnya Kris sementara ia menjelaskan kembali dengan cepat.

"Ya ampun kau benar-benar Pirokinesis luar biasa, tidak heran Kris menyayangimu seperti anak anjing kesayangannya." Komentarnya, Jungkook memberikan tatapan enggan ketika mengatakan itu pada Kris.

Semua menoleh untuk memahami komentarnya, menatap Kris dengan banyak pertanyaan akan jati diri Chanyeol. Ekspresi Kris tegang akibat kecurigaan dan tampak tidak senang. Sementara itu Amber menatapnya selama sedetik kemudian memfokuskan pada Chanyeol kembali.

"Kosmik?" tak henti-hentinya Chanyeol dibuat takjub tentang analisa dirinya.

"Ya, Kosmik merupakan partikel energi tertinggi. Kosmik dapat menjadi tameng dirimu sendiri, kemungkinan kau dapat melontarkan energi super panas hingga radius bermil-mil, siapapun tidak akan bisa mendekatimu, apalagi menyentuhmu,

"Cara kerjanya sama seperti Shieldku, mendorongnya keluar dari dalam dirimu. Seperti sebagian besar kemampuan yang kita miliki, bakat itu berasal dari pikiran. Kau bisa mengendalikannya dari pikiranmu, sejauh mana, sekuat apa dan sebesar apa kemampuan itu akan kau gunakan. Dan kurasa kau memiliki kemampuan kinetik"

"Apa lagi itu?" dengan berbagai hal yang dapat dia pelajari. Chanyeol mulai merasa percaya diri dan memiliki sedikit harapan untuk dapat menghabisi Irene apabila ia memojokannya.

"Kinetik yang dimaksudkan, kau dapat menyerap ledakan energi seperti dari senjata api atau bom dan dapat memproyesikannya kembali,

"Kau benar-benar dapat memengaruhi unsur-unsur atomik dan kuantum, kau bisa saja memengaruhi bumi selain api. Benar-benar kemampuan alam yang sesungguhnya."

"Oke ini semakin terdengar gila dan aku sangat tertarik mempelajarinya" seru Chanyeol semangat untuk membuka lebar kemungkinan atas kemenangan nanti.

"Mau coba menangkap peluru atau menggenggam granat?" tantang Jungkook serius.

"Waktu berlatih sudah berakhir, saatnya kita mematangkan rencana" bantah Kris tegang.

Beberapa saat Chanyeol terdiam. Chanyeol merasa kehilangan orientasi. Bukankah ia sudah mengetahui bakatnya yang mempengaruhi segala unsur api dan panas? Lalu Force hanya memiliki paling banyak dua kemampuan ekstra, bukan? Apakah ada lagi yang bisa ia lakukan? Nama dan kategori untuk kemampuan yang ia miliki hingga Kris begitu melindunginya.

"Jadi, Kau belum pernah menguji kemampuan yang satu itu?" tanya Jungkook berbisik ketika membaca ekspresi Chanyeol yang bingung.

Chanyeol mengangkat bahunya. "Aku tidak tahu. Aku belum pernah mencobanya, dan kedengarannya berbahaya. Aku juga tidak tahu kalau seharusnya aku bisa berbuat begitu. Aku bahkan tidak tau kemampuan seperti itu ada, maksudku itu sama saja seperti senjata pemusnahan massal."

Mata Baekhyun membelalak. "Ya ampun. Kau seperti senjata mutakhir yang harus dimiliki negara besar." Serunya pelan, suaranya berlumur nada kagum.

Butuh beberapa detik, walau bagaimanapun cepatnya otak Forcenya bekerja, untuk mengorganisir responnya.

"Jadi ini yang Irene inginkan? Bisa menghancurkan satu kota tanpa bersusah payah bersama suaminya nanti?"

"Mungkin, atau bahkan lebih. Kau seperti sebuah artefak yang penuh misteri dan perlu dikulik lebih dalam"

Otaknya kembali berputar memikirkan kemungkinan-kemungkinan ia bisa menggunakan kemampuannya itu untuk bekal mengalahkan Irene dan pasukannya nanti, asalkan ia bisa belajar cukup cepat.

"Kau harus mengajariku bagaimana melakukannya!" desak Chanyeol, menyambar lengan Jungkook tanpa berpikir. "Kau harus menunjukkan padaku bagaimana caranya memproyeksikan kosmik!"

Jungkook meringis karena cengkeramannya yang panas. "Tidak sekarang, Nak. Mungkin nanti-dan aku tau siapa yang bisa mengajarimu. Tapi aku harus minta izin dulu pada Kris, karena sepertinya ia tidak mengizinkanku melakukannya, dia lebih suka kau berkembang sendiri dengan nalurimu."

"Aku lebih suka dilepaskan, ternyata rasanya nikmat juga. Selama ini aku seperti menahan bersin." Gerutu Chanyeol.

"Baiklah, asal kau berhenti berusaha membakar lenganku dengan tanganmu yang sepanas panci itu"

"Uuups! Maaf!" serunya sambil membebaskan lengan Jungkook di genggamannya.

"Ya, tapi kemampuanmu yang barusan masih belum siap digunakan untuk bertempur, itu bisa membahayakan yang lain, kemampuanmu masih sangat jauh dari kata terkendali." terang Kris sekaligus memperingatkan.

Chanyeol menuruti perintah Kris, namun tidak bisa dipungkiri, Chanyeol merasa sangat puas. Sekarang ia telah mengetahui bahwa; selain unik dia juga hebat. Terlebih saat ini ia merasa sangat senang. Ia merasa seperti habis menjinakan monster dalam dirinya.

Kris kembali ke ruang kendali untuk mematikan energi program cadangan, Jungkook membuntutinya dan berbicara.

"Aku mengetahui rencanamu Kris" mulainya, sedangan Kris mulai mengejang. Dan tentu saja Luhan dan Baekhyun menguping dari tengah arena.

"Bakatnya sungguh tak ada duanya," lanjutnya menyeringai.

"Sekarang aku paham, bagaimana kau sungguh takut kehilangannya. Bisa ku katakan, dia adalah harta karun terpendam,

"Dan Aku bisa melihat, ini sesuatu yang tidak biasa. Kau menetap di satu negara melebihi masa estimasi yang diberikan petinggi Klan Dragon, karena kau tau bakal lahir Force istimewa disini,

"Lagipula masa jabatanmu sudah digantikan oleh Jackson Wang untuk Tracker wilayah Asia"

Kris tampak jengah dan berusaha keras untuk menyudahi percakapan itu. "Ini semua semata- mata karena aku tidak bisa meninggalkan rumah ini__my Arianee's dreams"

Jungkook mendengus keras "Telepatismu pasti mau bersaksi dihadapan hakim Athanatoi nanti,

"Kris, kami berencana menjaga Chanyeol agar dia tidak jatuh ke tangan yang salah"-Jungkook mendesah- "Supreme Leader dan para petinggi Klan pasti akan tau jika kau berusaha membentuknya menjadi senjata.

Tiba-tiba Kris terkesiap. Bukan karena ucapan Jungkook, tapi pada hal lain. "Dia baru saja memasuki Cina" ujar Kris tercekat. Mata Kris terpusat pada sesuatu yang sangat jauh.

Luhan dan Baekhyun yang mendengarnya langsung memerintakan semua Force untuk berkumpul berdiri lebih dekat. Kris dan Jungkook menyusuli dengan cepat.

"Berapa lama lagi ia sampai di perbatasan?" tanya Luhan mencari tahu keakuratan dalam pengelihatan Kris yang simpang siur.

Matanya Kris kembali berkelana, sesaat kembali menerawang. Kemudian Luhan tersentak, matanya menerawang sekeras batu ketika mendapat jawaban Kris sebelum ia menjawabnya.

"Empat jam atau mungkin tiga". Jawabnya dingin.

Tidak hanya Chen, separuh Force termasuk Amber terkejut mendengar Irene akan datang dalam waktu sesingkat itu. "Yang benar saja, Kris!"

"Kau mulai meragukan kemampuanku?"

"Dia menggunakan portal teleportnya" ujar Jungkook pelan nyaris berbisik.

Semua tersentak dan mata mereka mulai awas dengan wilayah sekitar, bahkan Baekhyun menajamkan pendengarannya untuk jarak yang sangat jauh.

"Berati sebelum matahari terbit ia akan datang?" tanya Lay lemah.

"Mari kita bersiap-siap" Chen memerintahkan.

"Ayo berangkat!" ajak Jungkook dengan nada mendesak.