Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Kediamanan Wardhana
"Eh!?"
Queeneira menatap suaminya dengan kening berkerut, bahkan sampai memiringkan kepalanya ke samping kanan dan menatap dengan mata berkedip pelan.
Apa yang kulupakan?
Ia hanya bisa bertanya dalam hati, sebelum akhirnya membuka bibir dengan ekspresi seakan kaget ketika berhasil mengingatnya.
"Sudah ingat?" tanya Gavriel menatap istrinya sebal.
Ya…, bagaimana ia tidak sebal, kalau janji yang sudah dihadiahkan sang istri dilupakan oleh si pemberi janji itu sendiri.
Sudah tidak jadi malam pertama, masa iya hadiah kecil juga mau dibatalkan begitu saja.
Oh…. Itu tidak bisa, ia tidak rela dan akan menegakkan keadilan untuk kesejahtaraan hidupnya.
Kekehan dan cengiran sang istri membuatnya hampir mendengkus, tapi tidak jadi dan lebih memilih untuk mengusak surai depan istrinya gemas.
"Kalau sudah ingat cepat berikan, kemudian istirahat," tukas Gavriel memerintah, tepatnya memaksa.
