Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Taman Keluarga Wijaya—Tempat Resepsi
Gate pelaminan dengan sulur tumbuhan hidup itu tampak indah, di tambah dengan bagaimana angin bertiup lembut dan membuat sulut itu bergoyang dengan harum ikut semerbak.
Antrean para tamu yang menunggu di depan masih sama, bahkan semakin bertambah seiring dengan waktu siang seperti ini.
Tepat di depan pintu masuk menuju tenda pelaminan, berdiri seorang pria gagah diusianya yang dirahasiakan atas permintaan. Ia menunggu dengan sabar kedatangan kendaraan yang membawa putrinya, ketika mendengar sendiri laporan dari seorang bodyguard dari tenda tempat berganti pakaian.
Senyumnya terulas dengan lebar sedangkan hatinya tidak sabar, untuk menggandeng putri kecilnya menuju pelaminan sebelum nanti menantunya mengambil alih. Bahkan kakinya tidak berhenti untuk mengetuk-ngetuk permukaan tanah, yang hampir setiap jalannya dibentang karpet merah.