Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Taman Keluarga Wijaya—Tempat Resepsi.
Gavriel hendak maju takut jika istrinya jatuh, ketika melihat istrinya yang tergopoh menuju orang tuanya. Tapi, seketika itu pula ia menghentikan langkah, saat melihat kini istrinya aman dipelukan baba dan mamanya.
Ia tertegun dengan apa yang dilihatnya saat ini, kala istrinya menangis tersedu di dalam pelukan itu. Tapi tidak mengapa istrinya menangis, karena setelah ini ia berjanji tidak ada lagi air mata luruh dari mata indah sang istri.
Ia pastikan jika pun itu air mata, maka itu alasannya adalah kebahagian dan bukannya kesedihan. Ya, ia akan pastikan itu.
Diam-diam Gavriel menarik napas panjang, mengigit pipi dalamnya saat kini pandangannya jatuh kepada sang mommy dan daddy yang terlihat menyeka sesuatu di sudut matanya.
Mom, Dad…