Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Taman Keluarga Wijaya—Tempat Resepsi.
Entah kenapa jantung Queeneira berdetak lebih kencang dari sebelumnya setelah mendengar informasi dari adik iparnya.
Ia semakin gugup, bahkan sampai rasanya tidak puas saat hanya meremas tangan sendiri.
Grep!
"Keep breathing, Inhale, exhale slowly. Everything will be fine, my future sister in-law. (Tetap bernapas. Tarik dan keluarkan perlahan. Semuanya akan baik-baik saja, calon kakak iparku)"
Selyn yang duduk bersimpuh di hadapan Queeneira berusaha menenangkan calon istri kakaknya. Ia meremas lembut tangan saling bertaut wanita, yang kini keringatnya semakin bermunculan efek gugup.
"Umm…, tentu saja. Mba hanya tidak menyangka jika saat ini akhirnya tiba," jawab Queeneira berusaha mengulas senyum terbaiknya, meski percuma karena senyum itu semakin membuatnya tampak terlihat gugup.