Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Mansion Wijaya
"Dadd…."
Gavriel akhirnya menenegakkan kepala, tidak peduli saat pipinya basah dan menatap wajah sang daddy dengan pandangan buram sekalipun.
Ia hanya menuruti apa yang diminta sang daddy, dengan pipi sama basahanya tapi tetap memasang senyum kecil yang dipaksakan untuknya.
"Putraku, seperti Mommymu. Daddy akan di sini dan tetap menganggapmu putra kecil yang dulu selalu meminta untuk dipeluk saat pulang bekerja. Jangan sekali-kali menumpukkan beban sendiri seperti sebelumnya, berbagilah kepada Daddy. Daddy memang tidak sekuat dulu, tapi tetap Daddy yang menyayangimu dari dulu. Ne?"
Ucapan panjang lebar dari sang daddy diangguki segera olehnya, Gavriel menatap netra berkaca-kaca daddy-nya dengan gigi mengigit pipi dalam, berharap bisa menjawab ucapan sang daddy dengan tegas.