Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Kediamanan Wardhana
Jesica yang kembali melanjutkan perjalanan dengan menaiki anak tangga akhirnya sampai di depan kamarnya.
Beruntung kediamanan bibinya memiliki banyak kamar tamu, sehingga ia tidak perlu berbagi kamar dengan saudara yang lainnya.
Ia hampir saja membuka pintu, tapi sebuah panggilan dari arah belakang membuatnya urung dan terdiam, meskipun tidak langsung berballik.
"Jesica Chen, sudah kembali dari apartemen calon suamiku?"
Yang dipanggil diam-diam menghela napas saat mendengar panggilan bernada formal lengkap dengan nama keluarga.
Ia akhirnya membalik tubuh dan menemukan Queeneira yang berdiri dengan tatapan lurus, menggendong bayi yang tertidur meski tangan sepupunya sesekali terlihat menepuk bokong bayi itu.
"Sudah," jawab Jesica singkat "Memangnya, apa yang kamu harapkan? Aku dipersilakan masuk olehnya, bukankah kamu tahu dengan jelas kalau itu tidak mungkin?" lanjutnya mengangkat sudut bibir, mengejek.
