Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Kediamanan Wardhana
"Sebelumnya, bisakah aku minta obat dulu, aku pusing banget nih."
"Apa?"
Grep!
Queeniera sangat khawatir, ia segera memegang dua sisi wajah Gavriel kemudian menatapa cemas saat melihat tatapan calon suaminya yang sayu.
"Kamu pasti kelelahan."
Bisikan lirih itu diam-diam dinikmati Gavriel dengan senyum licik di dalam hati. Tangannya bahkan sudah bekerja, terulur dan bertengger santai serta menarik pinggang itu agar mendekat ke arahnya.
Grep!
"Ya, aku sangat lelah. Apalagi hampir seharian aku melakukan penerbangan untuk cepat sampai sini," bisik Gavriel setelah memasukan wajahnya di perpotongan leher Queeniera.
"Seharusnya kamu istirahat, sayang. Huft…, aku tidak jadi marah karena kamu seperti ini," gumam Queeniera seraya mengusap surai belakang Gavriel.
"Benarkah? Terima kasih, love. Kamu yang terbaik," sahut Gavriel dengan seringai senang yang sayangnya tak dapat dilihat oleh wanitnya.