Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Kota S
"Hum, aku tahu. Tapi, ada yang lebih menarik. Adiknya terlihat cantik. Bagaimana menurutmu?" tanya Axuna masih dengan seringai yang semakin menyeramkan.
[Dia akan semakin marah, kudengar tidak ada yang mendekati adiknya karena keburu takut diintrogasi olehnya.]
"Itu bagus, aku akan membuatnya semakin marah," sahut Axuna senang.
[Dan jika dia sungguhan marah, maka tamat riwayatmu.]
Axuna mendengkus dengan ucapan rekannya, sebelum akhirnya kembali melanjutkan obrolan.
"Tidak masalah. Semakin dia marah, emosinya akan bermain. Aku tahu dia bagaimana, bahkan aku masih mengingat saat dulu aku menyiksanya. Dia menatapku tajam, tatapannya seakan ingin mencabikku," jelas Axuna.
Tangannya mengepal tanpa sadar, mengingat kejadian masa lalu antara dirinya dan seseorang yang sedang dibahasnya.