Hari ini Nada telah menyiapkan sebuah rencana jahat yang akan membuat Rafael jera mempermalukan dirinya,setelah bel istirahat berbunya Nada dengan langkah santai berjalan kearah lapangan sekolah yang dimana terdapat Rafael beserta komplotannya.setelah sampai di depan Rafael Nada berhenti kemudian berkata dengan datar.
"Rafael!pulang nanti gue mau kita selesaikan masalah kita berdua."
Rafael menoleh kearah nya dengan tajam kemudian berkata.
"lo kira lo siapa?perintahin gue?"ucap Rafael tajam.
"pokoknya gue ngak mau tau yah!lo harus mau selesaikan masalah kita.malas gue terus berurusan sama orang bejat kayak lo!"
Rafael menatapnya semakin tajam lalu berkata dengan nada dingin.
"emang gue bejat."Rafael diam sebentar kemudian menjawab.
"kapan?dan dimana?"
"sebentar pulang di gerbang belakang sekolah.gue tunggu lo disana."
ucap Nada lalu pergi begitu saja.
☆☆☆
seorang cowok berdiri tepat di gerbang belakang sekolah yang sudah sepi sambil memainkan ponselnya dengan satu tangan berada di saku.ia menatap beberapa orang yang turun dari mobil berwarna hitam sambil berjalan ke arahnya.
"apa kamu yang bernama Rafael?"ucap salah satu pria.
Rafael menatap mereka dengan tatapan tajam lalu menjatuhkan rokoknya kemudian berkata dengan santainya.
"iya.gue orangnya kenapa emangnya?"
"ikut kami!"
"lo pikir lo siapa merintahin gue?hah!"bentak Rafael dan langsung memukul pria yang memerintahinya.
pria tersebut memegang perutnya dan menyuruh anak buahnya untuk segera menyerang Rafael.orang-orang itu menyerang Rafael namun sayang bukan Rafael yang babak belur melainkan merekalah.hanya dengan beberapa serangan empat orang pun berhasil dikalahkan
setelah puas memukul Rafael menjambak salah satu rambut pria itu lalu berkata.
"siapa yang nyuruh kalian?!hah?!"
"Na-Nada.Nada yang menyuruh kami.to-to-tolong lepaskan kami."
"dimana dia sekarang?!"
"di-di--"
"dimana bangsat?!"bentak Rafael.
"dikafe terdekat sini dek tadi dia bersama temannya."
Rafael mengeraskan rahangnya lalu melepaskan jambakannya ia berdiri lalu berjalan ke arah motornya kemudian meninggalkan area sekolah.kafe terdekat sekolah itu yang kini menjadi tujuannya sekarang.
☆☆☆
Rafael memasuki sebuah kafe lalu berjalan kearah dua orang gadis yang sedang duduk berbincang-bincang setelah sampai dihadapan gadis itu Rafael dengan kasar menarik tangan Nada lalu menarik gadis itu keluar dari kafe.Nada mencoba melepaskan tangannya yang sakit karena pegangan Rafael yang begitu kuat hingga tangannya memerah bak kepiting yang direbus.setelah sampai diluar kafe Rafael langsung membentak Nada dengan kasar sedangkan Nada malah mengelus-elus tangannya yang sakit sehabis ditarik paksa oleh Rafael.
"maksud lo apa?hah?!"bentak Rafael kesal.
Nada menatap tajam ke arahnya kemudian berkata.
"kenapa?lo mau marah?"ucap Nada santai sambil memangku kedua tangan di dada.
saat Rafael ingin menjawab Nada sudah lebih dulu memotong.
"sama kayak gue yang lo dipermalukan di depan umum!ini baru permulaan jadi lo tunggu aja rencana gue yang selanjutnya."setelah mengatakan itu Nada berjalan meninggalkan Rafael.
"oh gitu?masih ada yang lain?kalo gitu gue cuman mau ingatkan lo.rencana lo yang selanjutnya gue jamin bukan cuman gue yang bakal kena tapi lo juga."
setelah mengatakan itu Rafael menaiki motornya dan pergi dari sana.Nada mematung sambil menatap Rafael yang telah jauh kemudian berkata.
"maksudnya apa sih?"
☆☆☆
Rafael memasuki kamarnya dengan penuh kekesalan ia membanting helmnya sembarangan lalu duduk di pinggir ranjang.
"gila!ternyata tuh cewek bukan cewek sembarangan.licik juga tuh cewek tapi liat aja siapa yang bakalan hancur nantinya.dia apa gue.lo liat aja Nada gue bakalan buat lo termakan rencana lo sendiri."
ucap Rafael sambil tersenyum menyeringai.ia bangun dari posisi duduknya menjadi berdiri kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat dan darah para pria bodoh yang mau melukai dia.setelah selesai mandi Rafael dikejutkan dengan pelukan mendadak dari seorang anak kecil.
ia berbalik ke arah gadis kecil itu lalu tersenyum dengan ramah sambil menunduk agar posisinya sama dengan gadis kecil itu.rupanya air dingin yang menyiram kepalanya telah menghilangkan rasa kesalnya pada Nada.
"eh ada Kania.ngapain ke sini Kania?"ucap Rafael sambil mengusap rambut Kania.
karena pelukannya tak dibalas Kania memangku kedua tangannya sambil berkata.
"uncle gimana sih?masa Kania datang bukannya dipeluk malah ditanya ngapain kesini.Kania ngambek sama uncle!ngak mau ngomong sama uncle!"ucap gadis kecil itu sambil memonyongkan bibir mungilnya.
Rafael terkekeh lalu menarik Kania ke dalam pelukannya.
"iya deh uncle maafin uncle yah karena udah buat Kania marah hemk?"
Kania tersenyum lalu berkata dengan manja sambil memainkan kalung Rafael.
"oke Kania maafin uncle tapiii."
"kok ada tapinya sih?Kania belum ikhlas maafin uncle nih makanya ada tapinya.iya kan?"goda Rafael.
"emang!Kania belum ikhlas!Kania mau uncle beliin Kania es krim dan coklat di toko kesayangannya Kania."
Rafael mengerutkan dahi kemudian berkata.
"toko kesayangan Kania?"
Kania mengangguk antusias sambil beroh-iya.
"toko yang mana Kania?"
"ituu toko yang ada boneka beruanggg terus ada Es krim dan coklat ituuu."
karena masih belum paham Rafael mengingat-ingat toko yang pernah ia dan Kania datangi dan..
"ohhh iya bener yah.uncle ingat sekarang yaudah yuk kita jalan sekarang!"
ucap Rafael Sambil bangkit berdiri kemudian mengendong bidadari kecilnya itu.ia memaklumi keponakannya yang tidak tau nama toko tersebut dan hanya tau Isi dari toko tersebut.namanya juga anak kecil yang cuman mau tau boneka dan cokelat.masih dengan memgendong Kania Rafael menuruni tangga menuju ruang tamu.sesampainya diruang tamu Amelia bertanya pada Rafael yang membawa anaknya keluar.
"Rafael!kamu mau bawa Kania kemana?"tanya Amelia dari dapur.
"beli es krim dan coklat buat Kania!sekalian mau jalan-jalan sama ponakan."ucap Rafael sedikit berteriak dari pintu utama.
"tapi Rafael nanti gigi Kania bisa rusak kalo banyak makan makanan manis!Rafael!kamu dengar kakak ngak sih?!Kania!jangan makan yang manis-manis lagi nak nanti gigi kamu rusak.!"ucap Amelia meningatkan namun tak dihiraukan oleh Rafael dan Kania.
Amelia menghela nafas sambil mengelengkan kepala beberapa kali atas sikap adik dan putri kecilnya itu.
"emang bener apa yang dikatakan banyak orang yang namanya ponakan dan uncle udah bersama ngak akan mau dengerin mamanya.tuh contohnya ada di Kania!"
"udalah Amel biarin aja kenapa sih namanya juga ponakan sama uncle."ucap Mia.
"tapi ma-"ucap Amelia terpotong.
"aduhh,Amel! rotinya gosong!"
teriak Mia sambil berjalan ke arah oven.Mia mengeluarkan rotinya dari dalam oven dan...
TADAAAA....rotinya hangus sampai atas yang berarti mereka gagal masak roti.kedua wanita itu saling menatap satu sama lain dengan muka datar.
~~~~~~~~~~~~~♡♡♡~~~~~~~~~~~~~~
maaf yahhh kalo ceritanya agak GAJE alias GAK JELAS namanya juga author baru heheh😅.
sampai jumpa di next part.....byebye.
~~~~~~~~~~~~~♡♡♡~~~~~~~~~~~~~~