Suasana minum teh dengan Prince Killian sekarang sangatlah canggung. Rencanaku gagal dan sekarang blank, tidak tahu harus bagaimana. Selain itu aku juga takut dia jadi marah karena membuatnya tidak senang. Pikiranku kacau dengan suasana hening yang berlanjut terus menerus ini.
"Saya akan pergi jika kamu diam seperti ini" ucapnya.
Aduh bagaimana ini, dia kelihatannya sangat kesal, tapi aku tidah tahu harus bagaimana dan berkata apa. Dia yang melihatku masih terdiam, bangun dari tempat duduknya dan bersiap pergi.
"Tunggu (menghampirinya) aku ingin mencoba sekali lagi, ikutlah denganku" ucapku bersikeras masih ingin mencoba mencari cara membuatnya senang. Ya, ini adalah kesempatan terakhir, walaupun aku tidak yakin dia akan senang.
"Hmm… kenapa?" tanyanya.
"Kenapa apanya Yang Mulia?" tanyaku kembali bingung.
"Kenapa bersikeras dan berusaha sekali ingin membuatku senang?" tanyanya.
"(senyum) ikutlah denganku terlebih dahulu, jawabannya akan ada di sana" jawabku.
Aku membawanya ke dalam rumah, balkon tempat favoritku. Ya, ini sore hari saatnya melihat sunset. Di castle ini terdapat satu balkon yang menghadap ke barat, aku biasanya menghabiskan waktu membaca buku sambil menikmati teh dan pemandangan matahari terbenam.
"Pas waktunya. Prince, di sini adalah spot favoritku melihat matahari terbenam. Semoga pemandangan indah ini bisa membuat moodmu baikan" ucapku tersenyum sepenuh hati. Aku juga sangat senang karena bisa sempat melihat matahari terbenam hari ini.
"Apa-apaan … (terpotong)" ucapnya dengan nada kesal. Sepertinya dia tidak suka dengan apa yang dilakukan olehku. Tapi… aku tidak begitu mendengar jelas perkataannya karena aku melihat sesuatu.
"Prince, lihat di sana… woaw… (menarik tangannya dan menunjuk ke arah langit) Prince, itu adalah bintang senja. Bintang yang selama ini aku ingin lihat tapi tidak pernah muncul. Menurut buku yang aku baca itu adalah venus, dewi cinta. Aku tak percaya aku dapat melihat keindahan ini, terima kasih Yang Mulia. Jika bukan karena engkau, mungkin aku sudah melewatkan fenomena ini" ucapku tulus dan sangat senang.
"Ya… sangat indah" ucapnya dingin. Mungkin baginya biasa saja tapi bagiku ini seperti keajaiban yang tak terduga.
"Yang Mulia, aku berusaha membuatmu senang karena aku juga ingin senang. Membuatmu senang adalah suatu kesenangan juga bagiku" jawabku simple dan tulus.
Dia hanya terdiam mendengar jawabanku, entah jawaban ini membuatnya puas atau tidak tapi aku melihat wajahnya yang dingin menghilang. Sekilas aku melihatnya senyum tapi mungkin itu hanya pikiranku saja, karena dia masih cool seperti biasanya.
Kami melanjutkan menikmati pemandangan matahari terbenam, jika mau kuungkapkan keindahan ini dalam kata-kata, maka akan jadi seperti ini:
Cahaya matahari terindah
adalah ketika malam datang
Ketika Matahari pergi
Menyambut datangnya Bulan
Kekasih yang dipisahkan oleh pagi dan malam
Biarkanlah bintang senja menjadi saksi cintanya
Tanda cinta kekal dan abadi
"My Lady, Duke Westernburgh sebentar lagi akan sampai" ucap Savire yang memecah suasana romantis ini.
"Grandpa sudah pulang. Oke baiklah. My prince kelihatannya… (sedih)" ucapku sedih karena harus berpisah, aku masih belum cukup bersenang-senang setelah mood buruk seharian dari pagi hingga sore.
"Owh sudah pulang (senyum jahat) Ayo temui kakekmu" ucapnya. Entah kenapa perasaanku tidak enak dengan senyumannya itu hmm…
Kami pergi ke depan teras rumah menunggu kereta kuda grandpa sampai. Savire membantu grandpa turun dari kereta dan disambut oleh para maids yang menunggu bersama kami.
"Grandpa, welcome home" sambutku.
"Salam kepada Yang Mulia Prince Killian, Star of the Arcadian" ucap grandpa memberikan salam kepada Prince Killian.
"Salam juga Duke" jawabnya.
Setelah mereka memberikan salam, seketika hening sejenak dan sangatlah canggung. Aku hanya melihat mereka saling bertatapan dalam. Aku harus memecah keheningan ini pikirku, akan tetapi terdengar suara kereta kuda datang menghampiri kami setelah kereta kuda grandpa pergi.
"Kelihatannya Anda akan pergi, kalau begitu akan sangat tidak sopan jika saya menginginkan Anda tinggal untuk makan malam. Oleh karena itu hati-hati di jalan Prince Killian" ucap grandpa dengan wibawanya.
"Duke…" protes Luke dan diberhentikan oleh Prince Killian.
"Ya benar, saya harus segera kembali ke istana untuk menginterogasi tangkapan hari ini. Ah satu hal lagi, Lady Westernburgh terima kasih atas sore yang indah ini (memegang tanganku dan menciumnya)" ucapnya dengan tatapan tajam dan senang.
"(marah) Ehem hem… Angelina masuklah ke dalam, biarkan grandpa saja yang mengantarkan Prince Killian" ucap grandpa.
"Tunggu. My lady, saya ingin mengundang Anda ke istana besok. Jangan lupa datang seawal mungkin agar kita bisa bersenang-senang sepuasnya TANPA diganggu" ucapnya.
"Baik Prince" ucapku senang walaupun sebenarnya curiga dengan nada undangannya itu.
Prince Killian menaiki kereta kudanya bersama Luke aide-nya dan kembali ke istana.
"Prince, Anda kelihatannya sangat senang" ucap Luke.
"Tidakkah kamu melihat wajah Duke Westernburgh tadi? Mengingatnya saja sudah membuatku senang. Ha, berani-beraninya menghalangiku melakukan apa yang kuinginkan. Besok tahan Lady Westernburgh selama mungkin di istana, jika bisa cari alasan agar dia menginap di istana" perintahnya.
"Tapi itu akan membuat rumor beredar dan merusak nama Lady Westernburgh" ucap Luke khawatir.
"Sejak kapan kau jadi memikirkan nama baik orang lain?" tanyanya marah.
"Mohon maaf Yang Mulia, saya tidak bermaksud…" jelas Luke.
"Diamlah! Jangan merusak kesenanganku" perintahnya marah.
Kesenangan Pangeran berbeda sekali dengan orang lain dan kali ini mengkhawatirkan sekali. Meledek orang yang sudah tua bahkan mempermainkan cucunya, dia bisa terkena karma dan masalah nantinya hadeh, pikir Luke dalam hati. Walaupun dia juga mengikuti Prince Killian dan kejam akan tetapi itu hanya terhadap orang tertentu dan ketika di medan perang saja.
Sementara itu di castle kediaman Westernburgh.
"Bocah ingusan itu benar-benar tidak tahu diri, berani-beraninya mendekati cucuku, bahkan… bahkan menggodanya…"ucap Duke yang mengeluarkan amarahnya di ruang kerjanya.
"Tenanglah my Lord, utamakan kesehatan Anda" ucap Savire khawatir.
"Bocah ini benar-benar bisa membuatku marah! Bagaimana aku bisa tenang? Bagaimana kalau Angelina jatuh cinta kepadanya? Seumur hidup dia belum pernah sedekat itu dengan pria mana pun" ucap Duke marah dan khawatir.
"Hmm… my Lord, bagaimana kalau minggu depan mengajak Lady Angelina liburan ke vila Westerburgh. Untuk pergi ke sana perlu menghabiskan 5 hari, dengan begini Lady Angelina akan jauh kontak dari Prince Killian" ucap Savire.
"Hmm… ide bagus, dengan begini mereka tidak akan saling kontak dan bisa saling menjauh. Akan tetapi tidak mungkin bagiku untuk menemaninya ke vila, masih banyak pekerjaan dan Emperor tidak mungkin memberikanku liburan selama itu" ucap Duke bimbang.
"My Lord, mungkin akan lebih baik jika Anda tinggal. Dengan begitu Anda dapat membuat Prince Killian melupakan Lady Angelina dengan mengutus berbagai gadis lain di dekatnya selama Lady Angelina berliburan ke vila" ucap Savire, butler serta pemberi solusi permasalahan Duke.
"(senyum) persiapkan semuanya dengan baik, utus Sir Zhaskegh dan anak buah terbaiknya untuk melindunginya selama perjalanan" perintah Duke yang sudah tenang dan senang karena menemukan solusi dari permasalahannya.
Sementara itu, Angelina yang senang atas undangan Prince Killian segera menyiapkan dress untuk besok. Tidak perlu terlalu mewah tapi tetap harus cantik dan mudah dalam bergerak, karena besok kan bersenang-senang jadi tidak perlu memakai dress yang berlebihan. Angelina menghabiskan waktu lebih dari 2 jam mempersiapkan dress besok dan tidak bisa tidur karena memikirkan Prince Killian.
Well, baru kali ini ada yang mencium tanganku dengan lembutnya seperti itu. Prince Killian benar-benar seorang gentleman, aku sangat mengaguminya pikir Angelina. Oleh karena itu, aku tidak boleh mengecewakannya, aku harus membantunya menciptakan memori yang bahagia dan penuh kesenangan. Hidup ini tak ada artinya jika tidak bahagia. Di saat itu Angelina tidak memahami perasaan yang dia alami, dia hanya berpikir bahwa wajar jika membuat orang lain bahagia atau pun mengagumi orang lain.
Keesokan harinya, Angelina bangun terlalu pagi, bukan hanya karena tidak bisa tidur tetapi juga karena terlalu bersemangat. Dia segera bersiap-siap dan berangkat ke istana, bahkan tidak sarapan bersama grandpa-nya.
"My lady, makanlah roti ini setidaknya, saya takut Anda kelaparan nantinya" ucap Lavender yang menemani Angelina di dalam kereta kuda dan sedang dalam perjalanan menuju ke istana ditemani Sir Zhaskegh dan ksatria lainnya.
"Ah baiklah (senyum)" jawab Angelina.
Sesampainya di istana, pelayan yang menjemputnya mengiring mereka ke tempat latihan Prince Killian. Katanya, jam segini Prince Killian sedang berlatih pedang dengan para ksatrianya. Angelina menghampirinya bersama Lavender dan Sir Zhaskegh bersama satu knight lagi bernama Noel yang merupakan vice commander. Knight lainnya tidak diizinkan masuk dan menunggu di luar.
"Selamat pagi Yang Mulia Prince Killian, Star of The Arcadian" salam Angelina.
"Owh udah datang" ucapnya yang penuh keringat setelah sparring (berlatih) dengan Luke. Kemudian menghiraukan Angelina dan masih fokus berduel dengan Luke.
"Sir Zhaskegh, bagaimana menurutmu?" tanya Angelina yang tidak bermaksud meremehkan kemampuan Prince Killian tetapi ingin mengetahui apakah Sir Zhaskegh bisa mengalahkannya. Walau bagaimana pun Prince Killian pernah menghunuskan pedang ke lehernya, jika hal itu terjadi lagi maka setidaknya Sir Zhaskegh bisa melindungnya.
"(senyum) kemampuannya sangat mengagumkan My Lady, terlebih lagi ketika combat saat berperang, di usianya yang masih muda benar-benar luar biasa" ucap Sir Zhaskegh kagum.
"Aku bisa menandinginya My Lady" ucap Lavender yang risih karena tidak mau kalah dengan Prince Killian. Dia ingin menjadi kuat dan melindungi Angelina apa pun yang terjadi.
"Kamu pikir kamu bisa mengalahkanku? Ha… (kesel)" ucap Prince Killian yang memiliki pendengaran tajam. "Luke, kalahkan dia" perintahnya lagi agar berduel dengan Lavender.
"Not bad, Lavender maju dan menangkan" perinta Angelina yang juga sudah mulai tumbuh sifat kompetitifnya itu.
"Siap My Lady, saya tidak akan mengecewakan Anda" jawab Lavender yang sudah terlatih dari sejak kecil. Dia segera berganti pakaian dari maid menjadi baju yang biasa dipakai knight untuk latihan.
"Yang Mulia, bagaimana kalau bertanding denganku juga?" tanya Angelina.
"Kamu bisa menggunakan pedang?" tanyanya dengan nada penasaran.
"Tentu saja tidak, My Prince. Sir Zhaskegh akan mewakiliku. Dia adalah knight terkuat dari Westernburgh. Bagaimana? Cukup menantangkan?" ucap Angelina yang memprovokasi Prince Killian.
"Hahaha... baiklah, sudah lama tidak menemukan partner sparring yang kuat" ucapnya senang.
Sementara mereka asyik berduel karena masing-masing lawannya sangat kuat, Angelina menikmati teh dan cemilannya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan, orang-orang yang kuat dengan tubuh yang bagus berjuang melawan lawannya. Setelah sparring mereka pasti akan sangat lelah, oleh karena itu Angelina meminta pelayan lain menyiapkan tempat rindang untuk berpiknik.
"Sir, menangkan. Lavender jangan mau kalah. Kalian harus menang" ucap Angelina menyemangati Lavender dan Sir Zhaskegh. Angelina memang tidak memiliki bakat menggunakan pedang walaupun sejak kecil dia sudah berusaha mempelajarinya. Akan tetapi dia bisa menggunakan panah, karena itu hanya membutuhkan keakuratan dan keseimbangan bagian bawah dan kekuatan tangan. Kalau panah, kemampuannya juga luar biasa jadi tidak perlu diragukan lagi.
Duel antara Lavender dan Luke berakhir seri. Lavender berhasil mengarahkan pedangnya ke leher Luke, akan tetapi Luke juga berhasil mengarahkan pedangnya ke bagian vital/jantung Lavender.
"My Lady, maafkan saya" ucap Lavender sambil berlutut memohon ampun dan kesel karena kemampuannya belum bisa menandingi lawannya.
"Jangan khawatir, itu hanyalah test dan untuk membantumu agar dapat berkembang lagi. Lavender, aku tahu jika kemampuanmu sudah sampai buntu dan sedang kebingungan mencari cara lebih berkembang lagi. Sir Luke maupun Prince Killian pernah berperang, pengalaman, insting serta kemampuannya pasti lebih tajam darimu. Belajarlah dari mereka. Lain kali menangkan" ucap Angelina. Walau bagaimana pun dalam hati terdalamnya, dia menganggap knights dari keluarga Westernburgh adalah yang terkuat, jadi harus bisa mengalahkan siapa pun lawannya termasuk Pangeran itu sendiri, karena tugas mereka adalah melindungi Royal Family.
"Sparring ini luar biasa My Lady, tidak kusangka seorang maid dari Westernburgh bisa memiliki kemampuan berpedang yang luar biasa" ucap Luke kagum.
"Sir Luke, terima kasih atas pujiannya, tapi Lavender bukan lebih dari seorang pelayan bagiku" ucap Angelina.
"Maaf, Miss Lavender skill berpedang Anda luar biasa, saya harap bisa sparring lagi dengan Anda suatu hari nanti" ucap Luke membetulkan ucapannya. Luke berubah dari yang tidak suka menjadi kagum, menurutnya luar biasa ada orang yang bisa menandingi kemampuan berpedangnya, terlebih lagi seorang perempuan.
"Anda juga luar biasa Sir Luke, saya juga berharap kita bisa sparring lagi" ucap Lavender, walaupun tidak puas dengan hasilnya tapi dia cukup senang bisa memiliki teman sparring yang dapat membuat kemampuan keduanya bertambah kuat.
Angelina senang karena bisa membantu menyelesaikan masalah Lavender dalam meningkatkan kemampuan berpedangnya. Sekarang tinggal melihat kemampuannya Prince Killian dan Sir Zhaskegh sampai di mana. Mereka kelihatannya seru sekali duelnya, hampir satu jam tidak ada pemenangnya walaupun sudah tampak lelah wajah dan badan mereka.
"Sir Zhask, jangan main terlalu lama dan menangkan segera" ucap Angelina agar duel mereka segera berakhir, sekaligus meledek prince Killian bahwa Angelina memiliki knight yang kuat di sisinya.
Prince Killian yang mendengarkan ucapan Angelina merasa kesel dan risih. Dengan emosinya dia menyerang Sir Zhaskegh, dan yang terjadi adalah Sir Zhaskegh menemukan titik celah menyerangnya balik, dan booommmm… Prince Killian jatuh dan dikalahkan oleh Sir Zhaskegh.
"Hahaha… yeay Sir Zhaskegh menang, bagus (jempol)" ucap Angelina senang, bukan tidak memikirkan Prince Killian atau tidak memihaknya akan tetapi dia merasa aman sekarang, ada yang bisa melindunginya jika Prince Killian marah, sehingga dia bisa berbuat seenak hati nanti di depan Prince Killian. Niatnya sebenarnya adalah itu, tidak ingin diintimidasi oleh Prince Killian.
"Kemampuan Anda sangat luar biasa, jika saya lengah sedikit saja Anda pasti sudah menang" ucap Sir Zhaskegh kagum sambil mengulurkan tangan membantu Prince Killian berdiri.
"(berdiri sendiri menghiraukan tangan Sir Zhaskegh) again, saya tidak akan kalah untuk selanjutnya" ucap Prince Killian yang tidak puas itu.
"Oh my, (mengambil handuk dan berjalan ke arah Prince Killian) Anda kelihatannya lelah sekali, sudah harusnya istirahat Prince" ucap Angelina dan memberikan handuknya kepada Prince Killian.
"Minggir!! Aku masih kuat melanjutkannya" mendorong Angelina ke samping dan menghunuskan pedangnya ke arah Sir Zhaskegh tanda mengajaknya duel lagi. Sir Zhaskegh yang melihat Lady-nya di dorong, mengambil pedangnya dan "swooossshhh" pedang Prince Killian terlempar karena serangan perang Sir Zhaskegh.
"Yang Mulia, Anda sudah kalah dan kelelahan lebih baik mendengarkan Lady Angelina untuk beristirahat. Lain kali kita bisa berduel lagi" ucap Sir Zhaskegh yang cepat melindungi Angelina.
Prince Killian kesal dan menatap Angelina dengan amarah dan emosinya. Dia berjalan pergi ke kamarnya untuk mandi dan meninggalkan Angelina.
"Sir Zhaskegh, thank you. Anda memenangkan pertarungan ini, bagus sekali. Istirahatlah dan bersihkan badan Anda dari keringat, kita masih ada acara selanjutnya." ucap Angelina sambil meninggalkan Sir Zhaskegh dan yang lain. Lavender juga segera meminjam salah satu ruangan di istana membersihkan diri dan mengganti pakaian.
Hanya tinggal Angelina yang berjalan mengejar Prince Killian.
"My Prince… please wait for me. Jangan jalan terlalu cepat, aku tidak bisa menyusul Anda" ucap Angela.
Prince Killian yang emosi berjalan semakin cepat dengan amarahnya yang meluap-luap. Kemudian dia berhenti dan mulai mengeluarkan api dalam hatinya itu.
"Kamu… berhenti mengikutiku. Kamu kuundang ke sini untuk membuatku senang bukan malah membuatku emosi, bahkan berani-beraninya kamu memihak dan menyemangati lawanku. Pulang sana… sekarang juga… saya tidak mau melihat kamu" bentaknya.
Angelina yang dibentak juga mulai emosi dan ingin menanggapi bentakannya dengan bentakan juga. Akan tetapi, dia tarik nafas yang dalam dan mengontrol emosinya.
"Are you okay? Tidak terluka kan? Aku sebenarnya mengizinkan mereka untuk berduel denganmu karena aku merasa itu akan membuat suasana hatimu senang. Ternyata aku salah, suasana hatimu menjadi semakin buruk karena knight dari keluargaku lebih kuat darimu" ucap Angelina dengan kata penuh maknanya itu.
"Kau… haizzz… dengar baik-baik yaa… aku akan mengalahkan knight terkuat dari keluargamu itu. Tunggu saja, aku pasti akan mengajaknya berduel lagi" ucap Killian dengan tekad kuatnya itu.
"Baiklah, aku akan menunggumu kemenanganmu saat itu. Jika kamu menang aku akan mengabulkan apa pun permintaanmu, bagaimana?" ucap Angelina.
"(senyum) Baiklah kalau begitu, akan kupastikan menang, siap-siap saja kamu!" ucap Killian dengan penuh semangat. Akhirnya ada tantangan baru setelah sekian lama.
"Okay, ini handuknya. Segera mandi dan beres-beres ya, aku tunggu di garden sana, aku sudah menyiapkan piknik untuk kita semua" ucap Angelina sambil memberikan handuk tadi kepada Prince Killian dan pergi menuju tempat piknik.
"Cewek ini, tunggu saja kamu! Akan kupastikan kamu menyesal menantangku" ucapnya setelah Angelina pergi.
Sementara mereka membersihkan diri, Angelina menyuruh pelayan lainnya membantu mencarikan layang-layang. Well, suasananya adem sekali tidak begitu panas dan dipenuhi angin sepoi-sepoi. Setelah sarapan, lebih enak lagi jika bisa bermain sesuatu pikirnya.
Sementara menunggu Prince Killian dan lainnya, tak disangka Prince Francis datang dan menghampiri Angelina. Angelina yang sebenarnya kelelahan karena bangun kepagian, tertidur dengan indahnya di bawah rindangnya matahari. Prince Francis yang datang bersama aidenya Max, menghampiri Angelina dan terkesima memandangi wajahnya yang manis itu walaupun tertidur.