Tik
Tok
Tik
Tok
Suara dentingan jam memenuhi sebuah kamar bernuansa peach dengan suasana khas anak gadis muda sekarang, terlihat rapi dan bersih menunjukan bahwa sang pemilik kamar menjaga kerapihan kamarnya.
Kamar tersebut bukan tak berpenghuni namun sang penghuni yang berada di balkon kamarnya sedang terlihat begitu fokus dengan apa yang dikerjakannya.
Sampai-sampai suara pintu terbuka dan suara kaki masuk melangkah didalam kamarnya saja tak dirinya dengar, menandakan bahwa dirinya sangat fokus dengan apa yang dilakukan.
Seseorang yang masuk itu dapat melihat apa yang tergambar disebuah kertas panjang yaitu sebuah lukisan anak kecil yang berlarian begitu bebas dan seolah tak memiliki beban apapun dalam senyum cerianya.
Menghembuskan nafas sedih lalu segera dikuatkan hatinya untuk gadis mungil yang begitu ia sayang.
"Aretha belum selesai melukis?"
Tersentak kaget itulah yang terjadi saat mendengar suara seseorang dari arah samping kirinya.
"Bunda.." panggilnya kepada orang itu.
"Yang lain sudah kumpul kok Aretha masih disini nak? " tanyanya.
Tersenyum kecil lalu dijawabnya. "Retha tadi baru selesai ngajar adik-adik bun.Setelah selesai bingung mau ngapain ya udah Retha lanjut lukis"
Maya—yang dipanggil sang bunda tersenyum lembut."Iya sekalinya melukis Aretha sampai lupa waktu"
Mendengar ucapannya sang bunda dilihatnya jam yang ada ditangannya.
"Ya ampun udah jam enam sore?!"pekiknya kaget.
"Ehem" jawab Maya sambil mengangguk.
"Bunda kok bunda gak ngasih tau Retha sih kan jadi terlambat bantuin bunda"
"Gak papa sayang lagian kan ada bibi-bibi yang bantuin bunda jadi gak papa sayang"
"Tapi kan bun harusnya Retha ikut bantuin" cicitnya menyesal.
"Udah gak papa.Mending sekarang Retha gabung sama yang lain ya makan malem udah siap"perintahnya.
"Bentar bun Retha beresin ini dulu"
Maya menghentikan Aretha yang akan membereskan alat lukisnya.
"Biar bunda aja. Kamu makan terus minum vitaminnya ya "
"Emangnya gak papa bunda yang beresin ?"
Maya menggeleng sebagai jawabannya bahwa ia tak keberatan.
Aretha tersenyum "Ya udah kalo gitu Retha ke meja makan ya. Bunda kalo udah juga kesana makan Retha gak mau bunda sakit"
"Iya" katanya lembut sambil mengelus kepala Aretha.
"Mau bunda bantu dorong kursi rodanya?"
"Gak usah Retha bisa kok"
Tak lama kemudian Retha pun memutar kursi rodanya dengan sedikit bantuan Maya lalu mendorong roda dari kursi tersebut menuju kearah pintu.
"Bunda jangan terlalu lama ya.. Retha tunggu" ucapnya sebelum pintu tertutup.
"Iya sayang "
Melihat Aretha yang sudah keluar membuat Maya maju mendekat kearah lukisan yang Aretha lukis tadi.
Disentuhnya perlahan lukisan tersebut takut akan merusak gambar yang penuh akan ceria serta pengharapan didalamnya.
Tes
Tak terasa air mata menetes dipipinya saat melihat apa yang begitu didamba oleh sang anak yang selama ini dia asuh dan besarkan.
Membuat hatinya begitu teriris pedih karna tak mampu berbuat apa-apa,padahal ini adalah kesalahannya namun dia tak bisa berbuat banyak.
Hanya kasih sayang lah yang mampu dirinya berikan kepada mereka semua yang ada disana.
"Maaf sayang.. Maafin bunda.." gumamnya sedih.
💠🔘💠🔘💠🔘💠
Aretha Putri adalah nama gadis itu, gadis yang sebenarnya sudah memasuki bangku kuliah di umurnya yang sembilan belas tahun namun harus berhenti karna kondisinya.
Gadis cantik periang dan lembut itu mempunyai takdir yang bisa dikatakan tak indah sesuai dengan parasnya.
Tinggal di Panti Asuhan Harapan Kasih, tak mengenal orang tua atau keluarga kandungnya dari kecil membuat Retha—panggilannya selalu di ejek anak haram, anak buangan atau anak sial.
Namun Aretha tak masalah baginya sang bunda dan penghuni panti adalah keluarganya walau terkadang Aretha ingin sekali bertemu keluarga kandungnya.
Aretha tak pernah menganggap semua omongan orang tentang keadaannya saat itu karna ada sang bunda selalu memberikannya nasihat.
Tapi sayang kejadian buruk kembali menimpanya dimana disaat dirinya ingin menyebrang jalan saat pulang dari kerjanya saat itu dimana Aretha yang masih kelas satu SMA tertabrak oleh mobil yang melaju kencang kearahnya yang hendak menyebrang jalan.
Mendapatkan kabar tersebut membuat Maya shock bahwa terjadi kecelakaan cukup parah pada putrinya. Sampai-sampai harus dilarikan kerumah sakit yang besar kecelakaan yang diterima oleh Aretha parah.
Saat sampai di rumah sakit Maya haru menunggu beberapa lama sampai akhirnya seorang dokter datang dan memberi tahunya sesuatu yang cukup menghancurkan dirinya.
Aretha divonis bahwa kakinya tak bisa lagi digunakan untuk jangka waktu yang tak tentu, namun akan kembali pulih setelah terapi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Aretha yang mendapati kondisinya lumpuh walau sebenarnya bisa sembuh namun harus terapi, histeris menanyakan kenapa Tuhan begitu kejam pada dirinya sehingga ia yang harus menerima cobaan ini.
Dari sanalah Aretha berubah menjadi gadis pendiam dan murung tak mau diajak bicara sama sekali.Sampai pada waktu itu tiba dimana maya meminta maaf pada Aretha karna ketidakmampuan dirinya sehingga Aretha harus berada diposisi ini.
Aretha berusaha bangkit dari keterpurukannya, memang butuh waktu lama hingga akhirnya dia bisa bangkit kembali walau dalam kondisi yang tak sama seperti dulu.
Tapi semua itu Aretha lakukan demi Maya dan juga demi orang-orang yang menyanyangi dirinya.
Maya pun masih merasa bersalah kalau saja dirinya memiliki biaya yang cukup pasti dirinya akan melakukan terapi pada kakinya Aretha.
Sehingga Aretha tak perlu malu dan bisa melanjutkan sekolah hingga kejenjang kuliah dan menggapai cita-citanya.
Sekarang hanya satu harapan Maya yaitu Aretha dapat menemukan kebahagiaannya dan tak perlu merasakan kesedihan lagi.
"Berbahagialah sayang hanya itu harapan bunda kepada mu..."
Ya hanya itu harapan yang dimiliki oleh Maya selaku ibu yang telah merawat dirinya hingga besar seperti saat ini.
Hanya kebahagiaan lah yang dirinya inginkan untuk putri kecilnya itu, dengan begitu pula segala beban yang dipikulnya dapat hilang dan Aretha dapat terbang bebas tanpa adanya beban yang membelenggunya.
To be continue..