Pintu apartemen di buka dengan kasar oleh Reza, entah kenapa ia bisa semarah itu saat ini.
Sepatu ia buka dengan malas, lalu dilempar begitu saja di depan pintu, begitu juga dengan jas yang sejak tadi bertengger di lengannya, ia lempar ke sembarang arah.
Reza berdiri dengan tampangnya yang kusut di depan cermin sembari merutuki bayangannya, "Bodoh kau Reza...apa yang kau tunggu? bukankah tadi waktu yang sangat tepat untuk mencelakainya?" ucap Reza berbicara dengan bayangannya yang ada dalam cermin.
Tidak mendapat respon apa pun dari bayangannya, Reza menarik dasi yang berantakan di kerah baju kemejanya dengan kasar lalu melemparkannya ke cermin, "Kau sungguh tidak ada gunanya Reza!" makinya pada bayangan dirinya yang ada di cermin.