"Bagaimana tidurmu semalam, Rey?" Anton seketika menoleh kala melihat Reynand berjalan melewatinya.
Reynand menaruh secangkir kopi yang ia bawa, duduk di kursi taman, bergabung bersama sang ayah. "Lumayan, Yah."
"Kau tahu? Kemarin Ayah sangat terkejut saat kau minta izin untuk tinggal di sini. Ayah tak habis pikir, Nenekmu itu memang biang masalah, Rey. Ayah menyesal tak bisa melakukan apa-apa untukmu selain ini. Padahal kau bisa saja tinggal di apartemen Baruna. Sayang sekali karena apartemen itu lama tidak ditinggali, tapi kau malah menolaknya."
"Tidak, Ayah. Itu milik Baruna. Aku tak mungkin memanfaatkannya. Siapa tahu dia dan Sheryl berubah pikiran, ingin tinggal terpisah dengan Ayah dan Tante Meri. Lagipula, rumah ini sudah lebih dari cukup. Aku tak akan selamanya berada di sini."
"Maafkan Ayah, Rey. Ayah hanya bisa menyusahkanmu. Bahkan Ayah tak bisa memberikan harta benda lebih untukmu." Anton memandang sedih putranya.