Mendengar pertanyaan Erika, Reynand langsung memutar otaknya dan meluncurkan kalimat pengelakan dari bibirnya, "Itu bukan suatu hal yang penting. Sudah dulu, Nek. Aku akan mengantar Zia pulang." Reynand bangkit berdiri. merangkulkan lengan Kanzia pada bahunya.
"Sepintar-pintarnya kau menutupi hal itu, Nenek pasti akan segera mengetahuinya. Tak ada satu pun hal tentangmu yang dapat kau sembunyikan dari Nenek," jawab Erika mengangkat sebelah alis. Ia memang dikenal sangat pintar memata-matai cucunya sendiri.
"Terserah apa kata, Nenek. Yang pasti, aku akan tetap menikahi Kanzia," timpal Reynand serius. Segera, ia mengangkat dan menggendong depan wanita itu.
Seketika jantung Erika serasa ingin meledak mendengarnya. Sebagai seorang nenek ia merasa tak dihargai oleh cucunya sendiri. Apalagi Reynand adalah cucu yang paling ia banggakan.