"Reynand?!"
Kanzia sontak mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Terkesiap melihat sosok pria yang tiba-tiba muncul berdiri di ambangnya.
Reynand menajamkan ekor matanya mengarah pada Kanzia seakan ingin menusuk sosok itu begitu gemas. Dengan cepat, pria itu menerobos masuk ke dalam ruang praktik dokter umum itu.
"Mau apa kau ke sini?!" tanya Kanzia yang belum hilang rasa terkejutnya. Ia merasa tak punya urusan untuk bertemu.
Reynand tidak menyahut. Dia malah meraih tangan Kanzia. Menggenggam lengan kurus itu dengan erat.
"Ikut aku!" katanya saat suara bariton pelit miliknya menggema gendang telinga Kanzia. Dia menarik tangan Kanzia membalik badan berlawanan arah menuju pintu keluar.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Kau akan membawaku ke mana?" tanya Kanzia lagi.
Lagi-lagi Reynand tidak menyahut pertanyaan dokter wanita itu. Ia terus melangkah dengan terburu-buru. Menarik paksa Kanzia memasuki sebuah lift rumah sakit.