Pukul sembilan kurang sepuluh menit. Pagi menjelang siang, Wisnu yang sedang menyetir mobil Reynand tampak memasuki sebuah halaman gedung megah dan mewah di pusat kota Jakarta. Di atas gedung itu tertulis nama Berlin Corp.
Reynand yang duduk di samping kursi kemudi sontak mengedarkan pandangannya. Ia begitu terkagum-kagum memandangnya. Sebuah gedung yang sering ia lihat jika melintas jalan raya di depannya, tapi tak pernah sekalipun ia menjejakkan kaki di sana.
Pagi ini seharusnya Reynand menghadiri meeting pagi bersama ibu dan neneknya, tapi ia izin dan beralasan ingin pergi mengantar Wisnu sebentar untuk suatu urusan. Sebenarnya sang nenek tidak menyetujui dirinya yang absen meeting pagi itu. Namun karena ada Nova di sana yang bersedia menggantikannya, ia tidak bisa berkata apa-apa. Putri keduanya itu juga layak menjadi seorang direktur seperti Reynand. Karena harus banyak belajar, mau tidak mau Nova harus menikmati kegiatannya di kantor sebagai asisten pribadi Reynand.