Marvin dan Karin baru saja tiba saat beberapa anggota keluarga Berlin sudah berada di meja makan. Pasangan suami istri itu berhasil membuat Adam sedikit mendongak di kursinya mengarahkan pandangannya kepada mereka. Begitupun dengan yang lain. Mereka ikut menatap tanpa ekspresi keterlambatan Marvin dan Karin yang baru saja tiba itu.
Marvin melihat sekeliling. Kanzia, sang tokoh utama sudah hadir di sana, kecuali dua orang. Tampaknya bukan hanya ia dan istrinya yang hadir begitu telat. David—kakaknya dan Felicia—kakak iparnya belum bergabung di meja panjang ruang makan.
Marvin buru-buru mengalihkan perhatiannta, kembali menatap sang pimpinan keluarga yang menatapnya sedikit dinging. Ia dan Karin langsung menundukkan kepala mereka.
"Maaf, Ayah! Kami terlambat. Jalanan di mana-mana macet," kata Marvin beralasan.
Adam hanya mengangguk-angguk tanpa berbicara. Wajah sang ayah terlihat sedikit kecewa, entah mengapa. Hal itu membuat suasananya menjadi tidak enak.