Waktu menunjukkan pukul empat petang saat Wisnu sedang membereskan pakaian dan barang-barangnya. Dokter mengatakan kalau ia sudah boleh pulang. Reynand yang sejak tadi ia hubungi belum juga datang. Padahal pria itu berjanji untuk datang menjemputnya.
Suara dering ponsel tiba-tiba terdengar. Wisnu yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam tas ransel, kemudian melirik ponsel yang dia letakkan di atas nakas. Nomor yang tidak dikenalnya memanggil.
Manik matanya mendelik menatap sesaat nomor itu. Entah mengapa ia sangat yakin kalau yang menghubunginya adalah Astri. Wisnu pun cepat-cepat meraih ponselnya, menjawab panggilan itu.
"Astri! Sayang! Di mana kamu seka–"
Mendadak perkataan Wisnu dipotong oleh suara seorang pria, "Saya bukan istri Anda!"
Wisnu mendelik. Dijauhkannya ponsel itu dari telinga. Ia mencoba mengingat-ingat nomor ponsel siapa yang tertera di sana. Sayangnya, pria itu tidak tahu sama sekali.