Kanzia tidak mampu menolak ajakan Reynand. Ia sudah terlanjur mengatakan akan pergi ke apotek. Sambil masih memegangi perutnya yang sakit, wanita itu mengangguk mengiyakan ajakan itu berjalan bersama menuju apotek.
Saat keduanya berjalan beriringan, Kanzia sontak memegangi keningnya. Rasa sakit tiba-tiba saja muncul tak terkendali. Baginya Padahal ia sudah lama tidak merasakan sakit kepalanya. Sakit yang timbul setelah ia kecelakaan sebelas tahun lalu.
Reynand seketika melirik Kanzia yang memejamkan matanya sesaat. "Kau tidak apa-apa?" tanya Reynand.
Dengan cepat Kanzia menggeleng pelan, segera menurunkan tangannya yang menempel pada keningnya. Reynand hanya mengangguk. Keduanya melanjutkan perjalanan mereka hingga akhirnya tiba di sebuah apotek yang lumayan besar di daerah itu.