Kedua netra itu saling bertemu dan memandang. Kanzia bingung dengan apa yang baru saja Reynand tanyakan. Sementara pria itu hanya diam dan tidak menjelaskan sama sekali maksud pertanyaannya. Seketika Kanzia membuang wajahnya menjauh dari manik tajam Reynand. Ia segera membereskan peralatannya dan memberikan baki stainles itu kepada perawat di dekat mereka.
"Sudah selesai!" ucap dokter wanita itu mengalihkan pembicaraan, kepalanya tampak menunduk dan berpura-pura sibuk. Ia tampak risih bertanya seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
Reynand hanya menyengih, tidak melepaskan pandangannya sama sekali dari Kanzia. Tidak lama, ia pun ikut mengalihkan pembicaraan mereka.
"Baiklah. Terima kasih atas perhatian, Dokter. Jika tidak ada yang ingin disampaikan, saya akan segera pergi dari sini."
Kanzia masih belum mengangkat wajahnya, ia hanya mengangguk. "Ya, sama-sama. Kau bisa pergi sekarang. Seharusnya dalam dua hari luka itu sudah sembuh dan tidak meninggalkan bekas."