Sementara itu, Reynand berjalan tergopoh meninggalkan ruangan Erika. Langkahnya sedikit menghentak, seakan ingin memberi tahu kepada semua orang kalau ia sangat jengkel setelah bertemu Ibu dan Neneknya.
Reynand tidak beringsut menuju ruangannya, tiba-tiba ia memutar dan membelok ke ruangan lain. Langkahnya terhenti di depan pintu ruang kerja Wisnu. Ia ingin menceritakan semuanya. Seluruh percakapannya bersama nenek dan ibunya.
Reynand mengetuk pelan pintu itu dari luar tapi ia tidak mendengar jawaban Wisnu. Diulangnya kembali ketukan itu, tapi Wisnu tidak juga menyahutnya. Dengan rasa penasaran, pria itu memutuskan untuk membuka pintunya.
Ceklek!
Ternyata pintunya tidak dikunci. Reynand melihat ke sekeliling ruangan. Seketika, ia menggelengkan kepalanya melihat Wisnu yang tampak sedang tertidur dengan kepala menempel di atas meja.