Chereads / kesalahan atau anugerah / Chapter 47 - Menginap Di rumah Mertua

Chapter 47 - Menginap Di rumah Mertua

"Sama,seperti yang kau lihat kan?aku baik-baik saja karena suamiku ini sangat menyayangi dan mencintaiku Rina."Likha tersenyum kepada suaminya yang mulai kesal. Azzam kemudian berkenalan dengan Rina, mereka berbincang banyak hal dan setelah beberapa saat, Azzam dan Likha memohon pamit karena ibu sudah mulai menanyakan posisi mereka ada dimana, ibu Azzam merasa khawatir terhadap menantu dan calon cucunya.

"Sayang, kamu kalau sudah bertemu dengan sahabatmu menjadi lupa waktu! aku sampai jenggotan menunggumu tadi."Likha tertawa mendengar kata-kata Azzam

"Waaahhh..Asyik dong mas kalau kamu jenggotan! kan aku jadi geli nanti, hehehehe."Azzam gemas mendengar apa yang dikatakan istrinya, seketika dia langsung membayangkan seandainya dia berjenggot dan mencumbu Likha dengan jenggotnya itu.

"Likha..! kamu sekarang sudah mulai nakal ya!!"Azzam kemudian menarik tangan Likha dan melingkarkan dipinggangnya.Keduanya lalu segera melajukan motornya menuju rumah kedua orang tua Azzam.

Setelah menempuh waktu satu jam Likha dan Azzam akhirnya sampai di rumah dan sudah ditunggu ibunya di teras.

"Assalamu'alaikum.. ibu, ayah." Azzam dan Likha menyapa ayah dan ibunya yang sudah menunggu mereka sejak pagi tetapi putra dan menantu mereka baru muncul sore hari.

"Wa'alaikum salam Azzam,likha, kenapa kalian berdua baru datang sekarang? ibumu sudah tidak sabar menunggu dari tadi!" Ayah Azzam memarahi Azzam sementara Likha menunduk karena ketakutan.

"Ayah...! jangan memarahi Azzam dihadapan Likha! apa kau mau dia menjadi ketakutan? nanti cucu kita juga akan merasa ketakutan!" Ayah Azzam tersenyum dan segera mempersilahkan Azzam dan Likha masuk kedalam rumah.

Azzam dan Likha bersama dengan kedua orang tua mereka kemudian mengobrol diruang tamu.

"Likha, bagaimana kabarmu sayang?apakah kau dan bayimu baik-baik saja?" Ibu bertanya kepada Likha sambil mengelus perut menantunya yang sudah mulai membesar.

"Alhamdulillah bu, aku dan bayiku baik-baik saja..., aku juga sudah tidak mual-mual lagi." Likha tersenyum kepada ibu dan ayahnya.

" Likha, Azzam, sebaiknya mulai sekarang lebih baik kalian berdua tinggal disini saja...! usia kandungan Likha semakin besar dan kalian kesana kemari menggunakan motor, ibu takut terjadi sesuatu kepada Likha dan cucu ibu.!" Likha dan Azzam saling menatap, keduanya belum bisa memutuskan tentang apa yang ibu sampaikan barusan.

"Ibu, kami akan akan mempertimbangkan apa yang ibu katakan tadi, tetapi biarkan kami memikirkannya terlebih dahulu ya bu...!" Ibu mengangguk dan kemudian mengajak Likha memasak untuk makan malam mereka.

" Likha, ayo bantu ibu memasak makan malam...! kamu tidak capek kan sayang?" Likha menganggukkan kepalanya dan mengikuti ibunya ke dapur sementara Azzam berbincang dengan ayahnya, bulan depan Azzam sudah wisuda dan ayahnya menawarkan Azzam untuk meneruskan usahanya. Tetapi sepertinya Azzam sudah memiliki rencana sendiri.

"Azzam, sebenarnya ayah ingin kamu meneruskan usaha Ayah. Ayah dan ibumu sudah tua dan sudah saatnya kamu meneruskan apa yang sudah kami rintis dengan susah payah,kami hanya memilikimu saja nak..., kalau bukan kamu lalu siapa yang akan meneruskan usaha kami ini?" ayah terlihat sangat memohon kepada Azzam.

"Ayah, Azzam belum memikirkan hal itu untuk saat ini, Azzam masih fokus sama kuliah Azzam dan juga kelahiran calon bayi kami. Dan sementara itu Azzam juga akan menyelesaikan beberapa jadwal yang harus Azzam hadiri yah.!" Kedua lelaki yang berbeda generasi itu kemudian saling diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Likha dan ibu mertuanya sudah selesai memasak dan menghidangkan makan malam,Likha kemudian berpamitan untuk membersihkan diri sebelum makan malam bersama.

"Ibu..., Likha mau mandi dulu ya...! setelah itu Likha akan kembali." ibunya Azzam mengangguk dan tersenyum kepada Likha, saat ini hubungan keduanya sudah lebih baik di banding saat awal pertemuan mereka dulu.

Sesampainya dikamar Likha segera mengambil handuk dan berjalan kedalam kamar mandi, saat Likha masuk kedalam kamar mandi Likha agak terkejut karena suaminya sedang berendam didalam bathub dengan mata terlejam. Azzam tampak sedang memikirkan sesuatu karena Likha melihat kening suaminya mengerut. Likha kemudian menghampiri suaminya dan kemudian Likha memijat pelan pelipis Azzam.

Saat tiba-tiba Azzam merasakan ada tangan lembut yang memijat pelipisnya Azzam kemudian membuka matanya dan tersenyum saat melihat Likha juga sedang tersenyum kepadanya.

"Sayang, apa yang sedang kau pikirkan? apakah ayah telah meminta sesuatu kepadamu?" Likha sangat hapal dengan sikap Azzam yang akan menjadi pendiam saat sedang ada yang mengganggu pikirannya.

Azzam menangkap tangan Likha dan kemudian menciumnya, Azzam kemudian menarik Likha masuk kedalam bathub sehingga kini pakaian Likha menjadi basah karena dia belum sempat menanggalkan pakaiannya tetapi Azzam lebih dulu menariknya.

"Mas Azzam..., bajuku jadi basahkan...!"Likha agak merengut karena kesal dengan sikap suaminya yang main tarik saja sehingga pakaiannya menjadi basah kuyup.

"Maafkan aku sayang, aku sedang banyak pikiran saat ini, aku butuh bahumu untuk menyandarkan kepalaku sejenak." mendengar apa yang dikatakan suaminya, Likha akhirnya tidak tega dan tidak jadi kesal kepada Azzam.

Azzam perlahan membuka pakaian Likha yang basah dan dimasukkan kedalam keranjang pakaian kotor,Kemudian Azzam meletakkan kepalanya di ceruk leher Likha, dia terdiam cukup lama dan Likha memberikan waktu kepada Azzam untuk menenangkan hatinya.

Tetapi ketenangan yang Likha rasakan tidak bertahan lama saat bibir Azzam mulai menggigit leher putihnya.

"Mas Azzam..., jangan mulai dech...! kita sudah ditunggu ibu diruang makan, jadi jangan lama-lama kita mandinya...! tidak enak dengan ibu nanti." Azzam kemudian melepaskan ciumannya dileher Likha dan beralih mencium bibir Likha.

Likha dan Azzam berciuman agak lama dan kini keduanya sudah selesai mandi setelah di panggil ibunya.

Likha dan Azzam kemudian turun dan bergabung dengan kedua orang tuanya yang sudah menunggu diruang makan.

"Ayah, ibu, maaf menunggu...!" Azzam kemudian menggeserkan kursi untuk Likha dan kemudian dia juga duduk disamping istrinya.

Azzam mengambilkan nasi untuk Likha dan kemudian mereka ber empat segera makan malam sambil berbincang tentang hal-hak yang ringan.

"Azzam,Likha, apa rencana kalian setelah Likha melahirkan nanti?" Ayah bertanya kepada Azzam dengan harapan kedua anak muda di hadapanya ini memiliki planning yang metang untuk kehidupan mereka.

"Kalau Azzam sih ingin Likha kembali sekolah setelah melahirkan nanti, Azzam ingin Likha tetap melanjutkan sekolahnya agar nanti bisa meneruskan kuliah." Mendengar apa yang dikatakan suaminya hati Likha menjadi hangat, ternyata Azzam sangat bertanggung jawab sebagai seorang suami..., hanya saja Likha harus memikirkannya lagi bagaimana nantinya.

"Kalau begitu bagus Zam, ayah setuju...! kamu harus bertanggung jawab karena kesalahan yang kalian lakukan membuat Likha harus berhenti sekolah.Ayah akan sangat mendukung kalian untuk mewujudkan pa yang menjadi cita-cita kalian." Likha dan Azzam saling menatap dan tersenyum, keduanya bersyukur bahwa kedua orang tua mereka sangat menyayangi keduanya.