"Kok bisa kayak gini sih." Untuk kesekian kalinya Arista menggerutu, ia hanya sendiri menikmati sarapannya di balik meja makan, tadi Arista sempat mengajak Rere sarapan, tapi gadis itu mengatakan jika ia hendak sarapan bersama Sita di Rosemary, telanjur janji—padahal bukan alasan sebenarnya.
Arista juga menyempatkan waktu membangunkan Barra yang sudah jelas meleknya siang itu, tapi Barra ternyata mau bangun sebentar dan mengatakan kalau ia tak ingin makan apa-apa, sejak semalam suasana hati Barra sedang kelabu, mendung terus menghiasi wajahnya.
Arista memahami kalau mereka berdua sedang terlibat masalah, semalam saat Arista baru pulang ia menemukan sang adik berdiri di dekat railing tangga, sengaja menunggunya. Saat Arista menanyai 'ada apa', Barra sekadar mengatakan kalau ia ingin pulang saja ke Bali tanpa memberi alasan lebih lanjut sekalipun Arista terus menanyakan tentang mengapa.