Untuk kedua kalinya Rere akan terlelap di kamar tamu kediaman Barra lagi, tapi dalam suasana yang berbeda. Sekarang sebuah koper, tas besar serta beberapa kardus berisi barang-barang Rere tergeletak di sisi ranjang yang pernah membuatnya merebahkan tubuh sepanjang malam.
Renita masih bergeming menatap ranjang, ia merasa aneh dengan tempat ini. Kenapa? Laki-laki yang membawanya juga bergeming di ambang pintu seraya bersidekap bersandar, ia sibuk menerka-nerka tentang apa yang Rere pikiran sekarang.
"Barr, Mbak Arista belum pulang?" tanya Rere tanpa menoleh menatap lawan bicara, bola matanya masih terpaku pada ranjang tersebut.
Barra menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan. "Sebentar lagi mungkin, kalau enggak ya nanti malam, kan dia terbiasa lembur. Kenapa emang?"
"Nggak apa-apa, aku cuma ... nervous aja berdua sama kamu." Renita mendesah, bagaimana bisa ia merasa seperti ini sekarang, bertingkah kikuk seperti kura-kura yang bersembunyi di dalam cangkang.