"Ada apa, Bu?" tanya Rere begitu membuka pintu kamar kostnya, ia menemukan Amina berdiri di sana.
"Itu, Neng. Ada laki-laki yang nyari di depan gerbang."
"Siapa, ya?"
"Yang waktu itu pernah ke sini, temennya Eneng, kan?"
Renita bergeming sejenak, arah pikirannya langsung tertuju pada Barra. "Oh, Barra ya, Bu. Iya temen saya, nanti saya turun."
"Ya udah, Neng. Ibu mau turun ke bawah."
"Iya, Bu." Renita menutup pintu, sejenak ia menyingkir duduk di tepi ranjang sembari memikirkan sesuatu. "Barra ngapain ke sini, apa dia mau minta maaf?" Ia melepas masker yang selalu dikenakannya jika keluar kamar, tak ada yang tahu tentang lebam di pipi Rere, sebab ia mengatakan pada orang-orang jika terserang flu, ia takut menularkannya pada orang lain—maka Rere menutupnya dengan masker.