"Barr, pokoknya gue enggak mau lo ke mana-mana ya, lo mesti di rumah aja. Satu rumah mesti awasin lo di sini, kalau sampai ada yang ngadu ke gue kalau lo pergi, gue ngadu ke papa sama mama soal masalah yang lo buat, biar mereka bawa lo ke sana." Arista sudah kehilangan sabar, ia tak ingin bernegosiasi lagi dengan kesalahan yang dibuat Barra, sengaja atau tidaknya.
Arista sudah berceramah sejak semalam, dari A sampai Z tak ada yang terlewat, ia begitu mirip dengan seorang ibu yang memarahi anak nakalnya. Pagi-pagi saja Arista sengaja membangunkan Barra hanya untuk dimarahi, selimut adiknya sampai berserakan di lantai saat Arista menariknya—sebab Barra yang enggan membuka mata dan terus menutupi kepala menggunakan selimut.