Pintu kamar terbuka memperlihatkan pemilik apartemen yang baru pulang setelah menyelesaikan urusannya dengan Barra, meski bukan selesai dalam arti yang lebih jauh. Ia mendekat menghampiri Rere yang terlelap semakin nyenyak saja, baguslah kalau tidur Rere dirasa nyaman bagi gadis itu.
Jordan duduk di tepi ranjang, tangannya mengusap pelan wajah Rere, membelainya seraya merapal doa agar gadis itu lekas sembuh, Jordan tak bisa melihatnya terus seperti ini, hatinya sakit tercabik-cabik. "Semoga nggak ada hal buruk yang menimpa elo lagi, Re. Gue nggak akan sanggup ngelihatnya nanti."
Jordan beranjak menghampiri pintu, tapi suara rintihan di belakangnya membuat laki-laki itu menoleh. Ia menemukan kepala Rere yang tadinya diam—kini bergerak menggeleng pelan ke kanan dan kiri, tangan yang sempat tergeletak di perut juga mulai bergerak meremat selimutnya, gadis itu lebih sepeti seseorang yang gelisah.