Setelah pingsan sesi keduanya selesai, Rere kembali terbangun, bibir serta matanya tak lagi ditutup kain. Hanya saja kali ini ia berada di ruangan berbeda yang jauh lebih mewah, sebuah kamar lagi. Namun, tangan serta kakinya malah terikat. "Aku di mana lagi sekarang?" Ia berusaha beranjak duduk hingga berhasil melakukannya.
Seseorang membuka pintu kamar selebar-lebarnya, Renita mendelik begitu melihat wajah familier yang langsung diingatnya. "Kamu?"
"Hello, cewek kesayangannya, Jordan," sapa Agis yang kini mendekat, kakinya bergerak mendorong pintu hingga tertutup rapat. "Gimana? Kaget ya tiba-tiba ada di ruangan ini."
"Kamu ngapain! Kamu orang jahat yang waktu itu sama Chelsea kan! Kamu yang paksa aku masuk mobil kan!" Renita mulai meradang, ia tidak bisa diam kalau sudah menghadapi orang seperti Agis.