Andra seperti memasrahkan hubungannya alam ini, entah mereka harus berakhir pun ia akan menerima sekuat hati, saat laki-laki itu memutar tubuh menghadap ke ranjang, Arista juga memutar tubuh dan bergerak mendekap Andra dari belakang. Rupanya seseorang memperlihatkan penolakannya terang-terangan.
Andra terdiam menunduk menemukan kedua tangan Arista melingkar di perutnya, laki-laki itu tersenyum tipis, ia tahu kalau Arista masih peduli, hanya saja bersembunyi di balik kata gengsi.
"Aku enggak mau, Ndra. Aku enggak mau, please jangan bilang kayak gitu." Arista menyembunyikan wajahnya di punggung Andra, ternyata ia sesenggukan.
"Kenapa enggak mau? Bukannya kamu yang bilang pertanyaan aku enggak penting, padahal aku nanya serius, Ta. Kalau kamu emang udah enggak mampu lagi sama aku, pergi aja, aku siap pulang ke Bali secepatnya."