AC memang menyala, tapi atmosfer si ruangan tersebut terasa begitu panas karena diisi oleh konflik tak terduga yang membuat kepala Roger serasa siap meledak. Sebelum tersangka dan korbannya berkumpul di ruangan Roger, ia lebih dulu didatangi Jordan yang tiba-tiba meminta jika pertunangannya dengan Chelsea harus segera diakhiri.
Siapa yang tidak terkejut? Padahal baru semalam anak perempuannya merasa sebahagia itu, hampir saja Roger memukul Jordan jika laki-laki itu tak kunjung mengatakan kalau Chelsea berkhianat dengan orang lain, bahkan ia sendiri yang menyaksikannya.
Kini empat orang manusia berada di ruangan tersebut, duduk di sofa yang tersedia. Ada Chelsea nan sibuk menangis meski matanya sudah sangat memerah, Agis berwajah dipenuhi lebam yang kebetulan sudah sadarkan diri. Jordan memilih berdiri menyilang tangan pada dada di dekat sofa, sedangkan Roger tetap duduk di balik meja kerja seraya memperhatikan mereka semua.
