"Gue bilang enggak mau makan ya enggak!" Saking kesalnya Barra sampai menepis nampan—yang di permukaannya terdapat piring berisikan sarapan serta segelas air mineral untuk Barra, mungkin bukan sarapan juga, pasalnya sudah menunjukan pukul sebelas, tapi Barra sama sekali enggan mengisi perutnya dengan sesuatu dan membuat Asma cemas. Sekalipun laki-laki itu bangun kesiangan pasti Barra bergegas ke dapur, tapi hari ini Barra bangun lebih pagi dan tidak ke dapur. Kontradiksi sekali bukan?
Asma menganga lebar menanggapi perilaku kasar Barra yang baru pertama ia terima, wanita itu mendelik menatap makanan sudah berserakan di lantai disertai pecahan piring dan gelas akibat sentuhan kasar tangan Barra. Bahkan sejak bertahun-tahun yang lalu—sekalipun sebelum hari ini Barra pernah begitu bengal, tapi ia tak pernah bersikap kasar pada pegawai di rumahnya. Lantas hari ini?