Barra sudah tak sanggup jika harus berpikir jernih lagi, ia sampai melempar ponselnya ke lantai karena nomor Rere sudah tak bisa dihubungi—seperti sengaja dimatikan, padahal beberapa menit sebelumnya masih aktif, apa benar gadis itu enggan pulang ke rumah sampai selarut ini karena marah padanya?
Barra mendengkus kasar, ia melempar bantal Rere yang baru dijangakunya, ia sengaja menunggu kepulangan gadis itu di kamar, tapi hingga tengah malam tiba tak ada tanda-tanda Rere pulang, sebelumnya tak pernah sampai seperti ini.
Arista juga tak bisa tidur, sesekali ia menyingkap tirai di jendela depan, mana tahu Rere pulang—sampai wanita itu akhirnya tak sengaja terlelap di sofa ruang tamu karena sudah tak bisa menahan kantuknya.