Rere masih membawa kendaraannya tak tentu arah saat pekat malam selalu ingin menipu semua orang, membawanya kian menjauh karena hitam tetaplah hitam, ke mana pun Rere berlari ia hanya akan tetap menemukan hitam yang perlahan bisa mencekiknya.
Entah sudah sejauh mana Rere membawa motornya pergi, ponsel yang ia simpan di saku celana juga sudah berkali-kali berbunyi, yang jelas Barra pasti sedang mengkhawatirnkannya dengan segala prasangka buruk, dan Rere sungguh tak ingin peduli, sepanjang mereka dekat, baru malam ini Barra mempertontonkan sisi negatif dari setiap ucapannya.
Rere lebih baik dimaki-maki orang asing ketimbang mendapat tuduhan seburuk itu dari laki-laki yang bahkan sudah tahu tentang semua kehidupannya, sebab Barra seperti bayangan Rere yang selalu setiap hari bersama, rasanya sakit sekali dimaki-maki seperti tadi.